Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perak diperkirakan masih berada di bawah tekanan hingga kuartal II 2018. Penerapan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS) dinilai akan menjadi penahan penguatan harga. Analis memperkirakan perak tetap berada dalam area konsolidasi.
Mengutip Bloomberg, Selasa (27/3) pukul 14.20 WIB harga perak kontrak pengiriman Mei 2018 tertcatat menguat 0,61% ke level US$ 16,785 per ons troi dibanding hari kemarin. Namun jika melihat harga sepekan sebelumnya, perak sudah tumbuh sekitar 3,7%.
“Posisinya sebagai bahan baku solar panel akan terdampak kebijakan tarif impor AS,” ujar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures.
Meski juga tergolong sebagai logam mulia tetapi menurutnya pasar lebih melihat perak sebagai logam industri. Kalaupun harganya mengekor kenaikan emas tetapi Andri memperkirakan kenaikannya juga masih akan tertahan. Apalagi sekarang rasio emas dan perak masih cukup tinggi.
Perak dianggap masih berada dalam trend bearish. Sejak Agustus 2017 hingga Februari 2018 jumlah perak yang disimpan di deposit CME Group Inc melonjak 16% menjadi 251 juta ons troi. Kemudian menurut data Silver Institute per 27 Februari sudah lebih dari US$ 350 juta keluar dari perdagangan berjangka komoditi.
Kata Andri untuk Rabu (28/3) kemungkinan penguatan perak akan tertahan di kisaran US$ 16,650 – 16,810 per ons troi. Namun memasuki pertengahan pekan masih ada potensi terjadi koreksi, sehingga sepekan berikutnya ia memperkirakan harganya bisa tertekan di rentang US$ 16,450 – US$ 16,840 per ons troi.
Secara teknikal saat ini untuk jangka menengah harga masih menunjukkan potensi penguatan karena berada di atas garis MA 50 dan MA 100. Hanya saja untuk jangka panjang kemungkinan terjadi koreksi karena sudah berada dibawah garis MA 200. Sinyal pelemahan juga diperlihatkan oleh indikator moving average convergence divergence (MACD) di area negatif level 0,005. Kemudian indikator relative strength index (RSI) di level 58,3 dan indikator stochastic di level 71,7 masih memberi sinyal penguatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News