kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga nikel terkerek berkat sentimen permintaan mobil listrik


Rabu, 21 Agustus 2019 / 20:25 WIB
Harga nikel terkerek berkat sentimen permintaan mobil listrik
ILUSTRASI. Bijih nikel di peleburan milik Antam


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel masih bertahan di level tinggi, meski, Rabu (21/8), harga nikel terkoreksi 0,37% ke US$ 15.860 per metrik ton. Sebelumnya, Kamis (15/8), harga nikel sempat menyentuh level tertinggi sejak 2014 lalu di US$ 16.250 per metrik ton. Sementara sejak awal tahun, harga nikel melambung 48,36%.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan harga nikel masih menguat karena permintaan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar mobil listrik. Hal ini membuat pelaku pasar berspekulasi dan semakin melambungkan harga nikel.

Apalagi, harga nikel tetap meroket meski kekhawatiran perlambatan ekonomi global justru melemahkan harga komoditas logam yang lain. Ibrahim mengatakan harga nikel bisa tetap naik karena besarnya permintaan tidak sesuai dengan jumlah pasokan nikel.

Baca Juga: Duh, Larangan Ekspor Nikel Masih Menekan Harga Saham ANTM dan INCO

Penghentian ekspor nikel di Indonesia menjadi salah satu penyebab terganggunya pasokan nikel dunia. Pemerintah menghentikan ekspor bijih nikel (ore).

Indonesia baru bisa mengekspor nikel dalam bentuk bahan baku, sementara pembangunan smelter guna mengubah bijih nikel jadi bahan baku oleh perusahaan di Indonesia baru akan selesai di awal tahun 2020. Padahal, Indonesia merupakan salah satu produsen besar nikel dunia.

Ibrahim optimis harga nikel hingga akhir tahun masih akan dalam tren naik di rentang US$ 15.800 per metrik ton hingga Rp 16.250 per metrik ton.

Baca Juga: Antam perkenalkan proses kerja pertambangan ke siswa sekolah

Sementara dalam sepekan, Ibrahim juga memproyeksikan harga nikel masih dalam tren naik. Sentimen positif datang dari simposium bank sentral dunia memproyeksikan bahwa The Fed masih akan dovish atau melemahkan dolar AS.

"Dolar AS jadi alat pembayaran nikel, wajar harga nikel ikut naik saat indeks dolar AS melemah," kata Ibrahim, Rabu (21/8).

Sepekan depan Ibrahim memproyeksiakn harga nikel berada direntang US$ 15.845 per metrik ton hingga US$ 15.920 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×