Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas nikel masih cukup solid. Analis Mirae Asset Sekuritas Juan Harahap mencatat, harga nikel global meningkat 10% secara kuartalan menjadi US$ 19.000 per ton sepanjang periode Juli-September 2021.
Dus, Juan memperkirakan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan meningkat di kuartal III 2021. Secara keseluruhan, Mirae Asset memperkirakan pendapatan INCO akan meningkat sebesar 15,1% secara kuartalan.
Dus, Juan memperkirakan INCO akan membukukan laba bersih sekitar US$ 37 juta pada kuartal III 2021 atau naik 48,3% dari kuartal sebelumnya.
Pada kuartal III 2021, INCO mengumumkan volume produksi sebesar 18.127 ton, naik 20,5% dari kuartal sebelumnya, namun menurun 6,9% secara tahunan. Angka produksi secara kumulatif (9 bulan) sebesar 48.373 metrik ton, menurun 13,3% secara year-on-year (yoy)
Baca Juga: Tren positif harga komoditas mineral diperkirakan bertahan hingga tahun depan
Juan menyebut, penurunan volume produksi secara tahunan disebabkan adanya pemeliharaan (maintenance) tidak terencana yang terjadi pada kuartal I-2021. Adapun INCO akan memulai proyek pembangunan kembali (rebuild) tungku 4 pada November 2021. Proyek tersebut diperkirakan memakan waktu 58 pekan sampai 59 pekan hingga 2022.
“Oleh karena itu, kami masih mempertahankan perkiraan volume produksi sebesar 62.000 ton pada 2021,” tulis Juan dalam riset, Senin (25/10).
Harga nikel memang menjadi penyokong kinerja INCO. Di sisi lain, INCO menghadapi melonjaknya harga komoditas energi seperti batubara dan minyak mentah pada kuartal III 2021. Juan melihat, lonjakan harga komoditas energi dapat menyebabkan biaya produksi dan operasional yang lebih tinggi. Bahan bakar dan batubara berkontribusi masing-masing sekitar 15,3% dan 6,3%, terhadap biaya produksi INCO pada paruh pertama 2021.
Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 6.400 per saham. Rekomendasi ini didorong oleh outlook positif harga nikel pada 2021 dan solidnya neraca yang tercermin pada posisi kas bersih INCO. NAmun, risiko rekomendasi ini adalah melemahnya harga nikel global dan perubahan regulasi.
Selanjutnya: Jajaki lini bisnis anyar, ini yang jadi fokus Tigaraksa Satria (TGKA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News