kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga Nikel Mulai Menurun, Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Berikut Ini


Minggu, 24 Juli 2022 / 13:34 WIB
Harga Nikel Mulai Menurun, Cek Rekomendasi Saham Vale Indonesia (INCO) Berikut Ini
ILUSTRASI. Sejumlah articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT. Vale di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019). Harga nikel mulai mengalami penurunan, analis reko. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga nikel mulai mengalami penurunan. Salah satu sentimen yang berpengaruh adalah kebijakan lockdown di China.

Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan, kebijakan zero Covid-19 di China membuat pemberlakuan lockdown menjadi tarik-ulur. Kebijakan ini cukup menjadi sentimen negatif bagi harga nikel.

Saat ini, harga nikel bertengger di kisaran US$ 21.455 per ton, dan masih berada di atas posisi akhir tahun lalu (31 Desember 2021) , yakni US$ 20.693 per ton. Namun, Felix menyebut saat ini harga nikel relatif sudah terdiskon cukup banyak dari level tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH), yakni di kisaran US$ 48.211 per ton.

Namun, jika China sudah melonggarkan mobilitasnya dalam rentang waktu yang lama, hal ini dinilai Felix bisa menjadi katalis positif untuk harga nikel. Proyeksi dia, kemungkinan harga nikel akan berada di level US$ 25.000 sampai US$ 30.000 per ton.

Baca Juga: Suku Bunga BI Belum Berubah, Intip Rekomendasi Saham Emiten Properti Berikut

Hal ini dinilai menjadi pendorong harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) bagi PT Vale Indonesia Tbk (INCO) ke depan. Menurut Felix, naiknya ASP ini bisa menjadi faktor yang menutup penurunan produksi  INCO di kuartal kedua 2022. Prospek INCO juga dipoles oleh masuknya Ford Motor Co. di proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) di Pomalaa.

“Ini menjadi sinergi yang apik juga kepada Ford khususnya untuk menyuplai baterai listrik kendaraan mobil listriknya,” terang Felix kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).

Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan juga menilai, lockdown yang terjadi di China mengganggu rantai pasokan nikel. Hal ini menyebabkan terganggunya rantai pasokan nikel dan memperlambat ekspansi industri serta menunda proyek properti dan infrastruktur.

Namun, pelonggaran lockdown di China diyakini akan memulihkan penjualan pada kuartal ketiga 2022. Hanya saja, pemerintah China mengatakan akan mempertahankan kebijakan zero Covid-19.

Oleh karena itu, BRI Danareksa Sekuritas merevisi rating pertambangan logam, khususnya sektor nikel, menjadi netral dari overweight.

Baca Juga: ICBP dan INDF Tebar Dividen, Simak Besaran dan Rekomendasi Sahamnya

Hasan juga merevisi turun perkiraan harga nikel untuk tahun 2022 dan 2023 sebesar masing-masing sebesar 12,5% dan 15% menjadi US$ 21.000 per ton dan US$ 17.000 per ton.

Hasan menyematkan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 6.600. Felix juga menyematkan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 8.700.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×