kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI naik dan kembali menyentuh US$ 70 per barel


Senin, 13 September 2021 / 07:06 WIB
Harga minyak WTI naik dan kembali menyentuh US$ 70 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak melanjutkan penguatan.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penguatan. Bahkan, harga minyak west texas intermediate (WTI) kembali menyentuh level US$ 70 per barel dan mencapai angka tertinggi sejak awal Agustus 2021.

Senin (13/9) pukul 6.50 WIB, harga minyak WTI kontrak Oktober 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 70,11 per barel. Harga minyak WTI menguat 0,56% dari penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sedangkan harga minyak brent kontrak November 2021 di ICE Futures berada di US$ 73,28 per barel. Harga minyak acuan internasional ini naik 0,49% dari akihr pekan lalu.

Baca Juga: Kinerja LQ45 mulai membaik, analis rekomendasikan saham-saham ini

Kenaikan harga minyak didukung oleh ketatnya pasokan di Amerika Serikat (AS) sebagai akibat dari Badai Ida. Harga juga ditopang harapan perdagangan AS-China yang memberi dorongan pada aset berisiko.

Sekitar tiga perempat dari produksi minyak lepas pantai Teluk AS, atau sekitar 1,4 juta barel per hari, tetap terhenti sejak akhir Agustus. Jumlah ini kira-kira sama dengan apa yang dihasilkan Nigeria.

"Pasar kembali fokus pada situasi pasokan yang lebih ketat secara global, dan itu memberinya dorongan," kata Phil Flynn, analis senior di grup Price Futures di Chicago. Sementara China melepaskan minyak dari cadangan minyak strategisnya.

Baca Juga: BI perkirakan inflasi September 2021 sebesar 0,01% mom

Harga minyak brent telah menguat 41% tahun ini karena pengurangan pasokan oleh OPEC+ dan pemulihan permintaan. Pasar minyak dan saham juga mendapat dorongan dari kabar adanya telepon antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Kabar ini meningkatkan harapan untuk hubungan yang lebih hangat dan lebih banyak perdagangan global.

"Panggilan telepon Biden-Xi memiliki efek yang sama pada pasar minyak seperti pada kelas aset lainnya," kata Jeffrey Halley, analis di broker OANDA.

Menurut data Baker Hughes, ada penambahan rig yang beroperasi pekan lalu, menunjukkan produksi mungkin meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Fokus minggu ini adalah revisi prospek permintaan minyak untuk 2022 dari OPEC+ dan International Energy Agency.

Baca Juga: Gapki: Ekspor minyak sawit Indonesia naik jadi 2,74 juta ton pada Juli

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×