kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Harga minyak tumbang hampir 2%


Rabu, 15 November 2017 / 07:43 WIB
Harga minyak tumbang hampir 2%


Sumber: CNBC | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak dunia tumbang pada Selasa (14/11) malam waktu Amerika Serikat. Pasar khawatir karena permintaan global turun, sementara produksi minyak di AS naik.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di Nymex ditutup turun 1,9% menjadi US$ 55,70 per barel. Ini penurunan tertajam sejak 6 Oktober lalu. Di pasar elektronik Asia, Rabu, penurunan berlanjut hingga menyentuh US$ 55,09 sebarel pukul 07.22 WIB.

Harga minyak mentah Brent juga melorot 1,7% ke level US$ 62,12 per barel pada pukul 18.26 GMT, setelah jatuh ke US$ 61,36 di awal sesi.

Badan Energi Internasional (IEA) yang berbasis di Paris, Selasa, memangkas proyeksi permintaan minyak sebesar 100.000 barel per hari (bph) menjadi sekitar 1,5 juta bph pada 2017 dan 1,3 juta bph pada 2018. Suhu yang lebih hangat dinilai dapat mengurangi konsumsi. Apalagi, produksi di sejumlah negara meningkat tajam.

Senin lalu, Pemerintah AS memang menyatakan produksi shale oil bulan Desember akan meningkat sebesar 80.000 bpd. Ini kenaikan 12 bulan berturut-turut.

Laporan IEA berlawanan dengan proyeksi yang dikeluarkan OPEC pada Senin. Kelompok negara pengekspor minyak ini menaikkan proyeksi permintaan tahun depan sebesar 130.000 bph menjadi 1,51 juta bph.

"IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak, sehingga mengurangi sentimen bullish di pasar," kata Abhishek Kumar, Analis energi senior di Interfax Energys Global Gas Analytics seperti dilansir CNBC, Rabu.

Harga minyak juga terseret aksi jual komoditas global, yang dipimpin industri logam seperti nikel dan tembaga. Penyebabnya, ada kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global akibat rilis data ekonomi China yang mengecewakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×