Reporter: Agus Triyono, Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTa. Harga minyak kembali terangkat. Badai tropis Karen yang melanda kawasan penghasil minyak di Amerika Serikat (AS), beberapa hari ini, telah mengangkat pergerakan harga minyak.
Di Bursa Nymex, Jumat (4/10), harga minyak untuk pengiriman November naik 0,51% menjadi US$ 103,84 per barel dibanding hari sebelumnya. Badai tropis Karen menyerbu Teluk Meksiko, salah satu wilayah penting produksi minyak AS.
BP Plc menghentikan semua proses produksi minyak dan gas alam di Teluk Meksiko. Louisiana Offshore Oil Port (LOOP), satu-satunya pelabuhan AS yang mampu menampung pembongkaran kapal pengangkut minyak ultra besar, juga menghentikan operasional.
Zulfirman Basir, analis Monex Investindo Futures mengatakan, badai ini meningkatkan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan produksi minyak, sehingga harga minyak terangkat.
Menurut Zulfirman, sebenarnya harga minyak cenderung tekanan. Tekanan pertama datang dari terhentinya sebagian kegiatan operasional pemerintahan AS akibat alotnya pembahasan anggaran, yang dikhawatirkan akan mengurangi tingkat permintaan minyak dari salah satu negara konsumen minyak terbesar di dunia tersebut.
Tekanan kedua datang dari meredanya krisis geopolitik di Timur Tengah. Zulfirman, memperkirakan, pasar menunggu proses penyelesaian pembahasan anggaran dan batas utang AS.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures mengatakan hal senada. "Jika belum ada kesepakatan anggaran yang disetujui dan penghentian operasional pemerintahan AS belum berakhir, harga minyak masih dianggap bearish," ucapnya.
Ia memprediksi, konsumsi energi di AS akan berkurang akibat berhentinya sebagian operasional pemerintah AS. Penutupan pemerintahan yang berlarut-larut, berpotensi mengurangi pendapatan domestik bruto (PDB) Paman Sam hingga 0,25% pada kuartal keempat tahun ini.
"Kalau penghentian sehari atau dua hari, mungkin tak akan berdampak besar, tapi kalau belum ada kepastian, bisa-bisa PDB berkurang, dan melemahkan konsumsi warga AS," jelas Nizar.
Zulfirman memperkirakan, sepekan ke depan, harga minyak akan menguat datar di kisaran US$ 98 - US$ 105 per barel. Adapun, Nizar menebak, sepekan ke depan, harga minyak akan tertekan di US$ 100 - US$ 104 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News