kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak stabil di atas US$ 40 per barel pada Kamis (1/10) pagi


Kamis, 01 Oktober 2020 / 09:42 WIB
Harga minyak stabil di atas US$ 40 per barel pada Kamis (1/10) pagi
ILUSTRASI. harga minyak stabil


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak sedikit berubah pada awal perdagangan hari ini setelah anggota parlemen Amerika Serikat menunda pemungutan suara pada paket bantuan virus corona senilai US$ 2,2 triliun dengan harapan mencapai kesepakatan bipartisan. Sementara meningkatnya infeksi memicu kekhawatiran terhadap permintaan emas hitam ini.

Kamis (1/10) pukul 09.15 WIB, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 turun 1 sen menjadi US$ 40,21 per barel. Harga minyak WTI sudah melonjak 2,4% pada hari Rabu (30/9) lalu.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Desember 2020 naik 3 sen menjadi US$ 42,33 per barel, setelah jatuh 0,2% semalam.

Baca Juga: Harga emas spot naik 0,18% ke level US$ 1.889 per ons troi pada Kamis (1/10) pagi

Sentimen bagi harga minyak masih datang dari proses pembicaraan stimulus virus corona di AS. Terbaru, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, pembicaraan dengan Ketua DPR Nancy Pelosi membuat kemajuan pada undang-undang bantuan Covid-19. 

Namun, dia menegaskan bahwa pemerintahan Donald Trump menolak jika paket bantuan tersebut bernilai US$ 2,2 triliun. Mnuchin menginginkan angka di bawah itu. 

Penguatan harga minyak pada sesi sebelumnya terjadi setelah data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan, stok minyak mentah dan persediaan distilasi, termasuk solar dan bahan bakar jet, turun lebih dari yang diharapkan pada pekan lalu. 

Tapi kekhawatiran permintaan tetap ada. Kekhawatiran berkembang di New York, di mana tingkat infeksi Covid-19 terus meningkat. Pandemi telah menginfeksi lebih dari 7,2 juta dan menewaskan lebih dari 206.000 orang di Negeri Paman Sam. 

Meningkatnya pasokan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga membebani pasar. Berdasarkan survei Reuters, produksi telah meningkat 160.000 barel per hari pada September dari Agustus karena beberapa instalasi Libya dimulai kembali dan ekspor Iran tumbuh. 

Baca Juga: Optimisme stimulus anyar, harga minyak WTI kembali ke atas US$ 40 per barel

Riset ANZ mencatat, laporan Rusia meningkatkan produksi di luar kuota dalam pengelompokan OPEC dan sekutunya, yang disebut OPEC+, yang telah bekerja sejak April untuk mengekang pasokan minyak mentah.

"Meningkatkan pasokan dari OPEC + akan mempertaruhkan upaya penyeimbangan kembali karena pasar masih bergulat dengan permintaan yang lemah," kata ANZ Research.

Dalam survei Reuters, 40 analis dan ekonom sekarang melihat permintaan global menyusut 8 juta-9,8 juta barel per hari pada tahun ini. Jumlah ini masih lebih baik dari konsensus 8 juta-10 juta barel per hari pada bulan lalu.

Namun mereka memangkas prospek harga minyak tahun ini, dengan rata-rata perkiraan untuk patokan minyak mentah Brent di US$ 42,48 per barel untuk tahun 2020 turun dari perkiraan rata-rata US$ 42,75 di bulan lalu.

Prospek harga minyak mentah WTI untuk tahun ini berada di US$ 38,70 per barel versus US$ 38,82 yang diperkirakan pada bulan Agustus.

Selanjutnya: IHSG dibuka menguat ke 4.906, asing borong BBCA, TLKM dan TOWR pada Kamis (1/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×