Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
NEW YORK. Kepercayaan pasar bahwa kelebihan pasokan akan melandai membawa harga minyak mentah dunia menguat untuk pekan ketiga berturut-turut.
Jumat (22/4), harga minyak jenis West Texas Intermediate menguat 1,3% menjadi US$ 43,73 per barel. Harga Brent juga menguat 1,3% menjadi US$ 45,11 per barel.
Kedua kontrak berjangka tersebut sempat menguat 3% namun tertahan aksi ambil untung dari pasar.
Selama pekan ini, harga minyak AS telah melesat 8,4%, sedangkan Brent 4,5%.
"Rally saat ini didorong sentimen pasar yang semakin yakin bahwa saat terbutuk di pasar minyak dunia sudah lewat, dan kini memasuki proses penyeimbangan," kata Dominick Chirichella, Senior Partner di Energy Management Institute di New York.
Namun, beberapa analis masih belum yakin penguatan harga minyak ditopang faktor fundamental. Goldman Sachs misalnya, memperkirakan, penurunan harga akibat rebalancing setelah penurunan produksi minyak di AS, baru terasa di kuartal ketiga mendatang.
"Meski rally ini berpotensi menguat lagi, kami percaya, hal ini bukan didorong pergerakan di fundamental," tulis Goldman Sachs pada kliennya.
Sementara itu, banyak analis melihat, beberapa perusahaan minyak AS agresif melakukan hedging dengan cara menjual sebanyak-banyaknya ketika harga menguat. Hal ini bisa menjatuhkan kembali harga minyak di masa mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News