kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik Setelah Ukraina Mengumumkan Keadaan Darurat


Kamis, 24 Februari 2022 / 06:17 WIB
Harga Minyak Naik Setelah Ukraina Mengumumkan Keadaan Darurat
ILUSTRASI. Kilang minyak


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak membalikkan kerugian sebelumnya pada perdagangan Rabu (23/2), naik di tengah laporan bahwa pemerintah Ukraina, kementerian luar negeri, dan layanan keamanan negara menghadapi serangan siber.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,48 atau 1,5%, menjadi US$ 98,32 per barel, setelah mencapai US$ 99,50 pada hari Selasa, tertinggi sejak September 2014.

Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) menetap 19 sen lebih tinggi pada US$92,10 per barel.

Baca Juga: Rusia-Ukraina Panas, Harga Komoditas Mendidih

Asal tahu, Wall Street jatuh pada hari Rabu setelah karena laporan serangan siber di beberapa situs web negara Ukraina, menambah kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan dengan Rusia.

Ukraina mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu dan menyuruh warganya di Rusia untuk melarikan diri. Sementara Moskow mulai mengevakuasi kedutaannya di Kyiv dalam tanda-tanda terbaru yang tidak menyenangkan bagi Ukraina.

Harga minyak juga naik pada hari Selasa di tengah kekhawatiran bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia, setelah mengirim pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, dapat mempengaruhi pasokan energi.

Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, dan Jepang difokuskan pada bank dan elit Rusia. Sementara Jerman menghentikan sertifikasi pipa gas dari Rusia.

Tetapi Amerika Serikat memperjelas bahwa sanksi yang disetujui dan sanksi yang mungkin dikenakan tidak akan menargetkan aliran minyak dan gas.

Namun, analis memperkirakan harga minyak akan terus melihat dukungan dari krisis Rusia-Ukraina, dengan beberapa negara Barat berjanji untuk menjatuhkan sanksi lebih jika Rusia melancarkan invasi penuh.

"Prospek lebih banyak konflik di Ukraina harus melindungi premi risiko geopolitik," kata Stephen Brennock dari broker PVM Oil.

"Ada risiko bahwa Rusia akan membalas sanksi dengan mengurangi pengiriman atas kemauannya sendiri," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

Baca Juga: APBN 2022 Dihantui Lonjakan Subsidi Energi

Di sisi lain, potensi kembalinya lebih banyak minyak mentah Iran ke pasar membebani harga, karena Teheran dan kekuatan dunia semakin dekat untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir.

"Pembicaraan nuklir di Wina mencapai titik sensitif dan penting," kata menteri luar negeri Iran Hossein Amirabdollahian, Rabu.

Namun analis mengatakan ada sedikit kemungkinan minyak mentah Iran kembali ke pasar dalam waktu dekat untuk mengurangi ketatnya pasokan saat ini.

“Jika kesepakatan AS-Iran tercapai, itu akan mengurangi beberapa tekanan tetapi tidak cukup untuk menghentikan harga minyak yang beringsut menuju tiga digit,” kata Pratibha Thaker dari Economist Intelligence Unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×