kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak naik meski tipis


Rabu, 18 Januari 2017 / 14:58 WIB
Harga minyak naik meski tipis


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dugaan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat jadi faktor pendorong lanjutan kenaikan harga minyak WTI di perdagangan hari ini. Meski tipis, namun harga minyak WTI berhasil bertahan di atas level US$ 52 per barel.

Mengutip Bloomberg, Rabu (18/1) pukul 14.06 WIB harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2017 di New York Mercantile Exchange merangkak naik 0,11% di level US$ 52,54 per barel dibanding hari sebelumnya.

Kini pasar memang masih menanti rilis data resmi yang akan dikeluarkan oleh Energy Information Administration (EIA) pada Kamis (19/1) malam. Namun Bloomberg Survey menebak stok AS bisa turun 1 juta barel pekan lalu. Sejalan, diduga pasokan minyak di pelabuhan pengiriman minyak mentah terbesar AS, Cushing, Oklahoma pun turun 500.000 barel pekan lalu.

Apabila ini benar dirilis seperti prediksi maka kenaikan harga minyak WTI bisa semakin signifikan. Mengingat hingga pekan lalu stok minyak AS menyentuh level 483,1 juta barel atau masih berada di level tertingginya dalam 30 tahun terakhir.

“Harga minyak WTI mengalami stagnansi pergerakan di sekitar US$ 50 – US$ 55 per barel. Saat ini pelaku pasar mewaspadai kembalinya produksi dari AS sementara di sisi lain negara produsen OPEC dinilai masih akan tetap dalam perjanjiannya untuk memangkas produksi setidaknya hingga enam bulan ke depan,” ujar Jonathan Barratt, Chief Investment Officers Ayers Alliance Securities seperti dikutip dari Bloomberg.

Memang fundamental minyak mentah cukup positif mengingat produsen OPEC mulai menjalankan pemangkasan produksinya. Hanya saja harga minyak WTI belum mampu rally di atas US$ 55 per barel mengingat ada kekhawatiran negara produsen lainnya seperti AS akan meningkatkan produksi demi memanfaatkan celah pangsa pasar dan kenaikan harga yang terjadi.

Untuk jangka pendek ini, perhatian pasar akan tertuju pada laporan minyak mentah AS. Selama masih sejalan dengan prediksi pasar maka kenaikan harga minyak WTI bisa tetap berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×