kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik lagi, menguat total 11,46% sejak awal Februari


Selasa, 09 Februari 2021 / 07:37 WIB
Harga minyak naik lagi, menguat total 11,46% sejak awal Februari
ILUSTRASI. Harga minyak masih melanjutkan kenaikan yang terjadi sejak awal pekan lalu atau memasuki hari ketujuh berturut-turut.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih melanjutkan kenaikan yang terjadi sejak awal pekan lalu atau memasuki hari ketujuh berturut-turut. Selasa (9/2) pukul 7.25 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,18 per barel.

Harga minyak ini menguat 0,36% ketimbang harga kemarin pada US$ 57,97 per barel. Kemarin, harga minyak WTI menguat 1,97%. Dalam tujuh hari kenaikan sejak Senin (1/2), harga minyak WTI mengakumulasi kenaikan 11,46% ketimbang harga di akhir Januari pada level US$ 52,20 per barel. 

Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman April 2021 di ICE Futures bahkan ditutup di atas level US$ 60 per barel. Harga minyak brent menguat 2,06% dalam sehari ke US$ 60,56 per barel dari sebelumnya US$ 59,34 per barel. Dalam enam hari beruntun sepanjang Februari, harga minyak brent mengakumulasi kenaikan 10,03% dari level US$ 55,04 per barel.

Harga minyak ini berada di level tertinggi dalam lebih dari setahun. Kenaikan harga minyak didorong oleh pemotongan pasokan di antara produsen utama dan harapan untuk stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS) lebih lanjut. "Berhasil menembus US$ 60 lagi terasa seperti pasar akhirnya muncul kembali setelah perjuangan panjang dan nafas yang tepat," kata wakil presiden pasar minyak Rystad Energy Paola Rodriguez Masiu kepada Reuters.

Baca Juga: Wall Street mencetak rekor penutupan tertinggi

Brent dan WTI telah meningkat lebih dari 60% sejak awal November karena optimisme seputar distribusi vaksin virus corona serta pengurangan produksi dari anggota OPEC+. "Tampaknya ada perubahan paradigma di pasar. Ada perasaan bahwa kelebihan pasokan minyak menghilang lebih cepat daripada yang diperkirakan siapa pun," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Arab Saudi menjanjikan pemotongan pasokan tambahan pada Februari dan Maret menyusul pengurangan oleh anggota lain dari OPEC+. Sebagai tanda bahwa pasokan cepat mengetat, selisih harga minyak Brent enam bulan ke depan mencapai $ 2,54 pada hari Senin, tertinggi sejak Januari tahun lalu. Ini adalah sinyal permintaan untuk pasokan saat ini.

Ekonom OCBC Howie Lee mengatakan eksportir utama dunia Arab Saudi mengirimkan sinyal yang sangat bullish minggu lalu ketika mempertahankan harga minyak mentah bulanan ke Asia tidak berubah meskipun ada ekspektasi untuk pemotongan kecil. "Saya tidak berpikir ada orang yang berani melakukan short di pasar minyak ketika Saudi seperti ini," tambah dia.

Baca Juga: Harga emas turun tipis setelah melesat akibat harapan stimulus AS di awal pekan

Investor mengawasi paket bantuan Covid-19 senilai US$ 1,9 triliun untuk AS yang diharapkan akan disahkan segera bulan ini.

Harga minyak juga menguat setelah pupusnya harapan bahwa ekspor minyak Iran akan segera kembali ke pasar. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa AS tidak akan mencabut sanksi terhadap Iran hanya untuk mengembalikannya ke meja perundingan. Sementara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan semua sanksi harus dicabut terlebih dahulu. 

Baca Juga: Harga minyak mentah menghangat, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×