Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak kembali jatuh dan menambah pelemahan yang sudah terjadi di sesi sebelumnya karena kekhawatiran adanya penguncian baru menyusul lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya yang akan menekan permintaan bahan bakar.
Jumat (10/7) pukul 10.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 turun 25 sen atau 0,6% ke US$ 42,10 per barel. Di sesi sebelumnya, harga Brent anjlok 2%.
Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 33 sen atau 0,8% menjadi US$ 39,29 per barel, setelah turun 3% di sesi sebelumnya.
Baca Juga: Harga minyak mentah dibuka melemah, WTI kembali ke bawah US$ 40 per barel
Dengan raihan ini, harga minyak Brent cetak penurunan mingguan hampir 2% dan minyak mentah AS bakal koreksi lebih dari 3% di pekan ini.
Sebelumnya, banyak analis yang mengharapkan ekonomi dan permintaan bahan bakar untuk bangkit kembali setelah terpukul pandemi, namun rekor kenaikan harian dalam infeksi virus corona di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, menimbulkan kekhawatiran tentang laju pemulihan.
"Saya tidak curiga banyak pedagang minyak akan mencari tawaran signifikan di pasar hari ini, menunjukkan harga mungkin terus berkubang hingga akhir pekan," kata Stephen Innes, Chief Global Markets Strategist AxiCorp.
Lebih dari 60.500 kasus COVID-19 baru dilaporkan di Amerika Serikat pada Kamis (9/7), dan menjadi rekor harian tertinggi yang pernah dilaporkan suatu negara. Hal ini membuat sejumlah negara bagian di Negeri Paman Sam mengambil tindakan pencegahan baru.
Di Australia, pemerintah telah mengumumkan adanya pengurangan hingga 50% terhadap warga yang diizinkan untuk kembali ke negara itu dari luar negeri. Kebijakan tersebut diambil setelah pemerintah memerintahkan penguncian baru terhadap kota terpadat kedua di Negeri Kanguru, Melbourne.
Baca Juga: AS catatkan rekor harian kasus infeksi Covid-19 dengan jumlah lebih dari 60.500 orang
Sementara itu, persediaan minyak juga tetap membengkak karena penguapan permintaan bensin, solar dan bahan bakar lainnya selama wabah awal.
Persediaan minyak mentah AS naik hampir 6 juta barel pekan lalu, setelah analis memperkirakan penurunan lebih dari setengah angka itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News