kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah terus melemah terseret kekhawatiran lockdown di China


Jumat, 15 Januari 2021 / 15:30 WIB
Harga minyak mentah terus melemah terseret kekhawatiran lockdown di China
ILUSTRASI. Harga minyak tertekan lonjakan kasus virus corona di China


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah jatuh pada perdagangan akhir pekan ini karena kekhawatiran tentang sejumlah kota di China yang di lockdown akibat lonjakan virus corona. 

Jumat (15/1) pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 turun 71 sen atau 1,2% menjadi US$ 55,71 per barel. Padahal pada Kmais (14/1), Brent mengaut 0,6%.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 juga melemah 46 sen atau 0,9% ke level US$ 53,11 per barel. WTI naik lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.

Dengan hasil ini, maka Brent sedang menuju penurunan mingguan pertama dalam tiga minggu terakhir. Sedangkan harga minyak mentah WTI berada di jalur penguatan untuk minggu ketiga.

Baca Juga: Harga minyak mentah tergelincir lonjakan kasus virus corona di China

Kini produsen minyak menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan dengan kalkulus yang melibatkan peluncuran vaksin versus penguncian. 

Paket bantuan Covid-19 senilai hampir US$ 2 triliun di AS yang akan diresmikan oleh Presiden terpilih Joe Biden dapat meningkatkan permintaan minyak dari konsumen minyak mentah terbesar dunia. Tetapi data pekerjaan yang lebih buruk dari yang diharapkan membayangi rencana tersebut.

"Dengan paket Biden diimbangi oleh data ketenagakerjaan AS yang lemah, pasar di Asia enggan untuk memaksa harga," kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.

Sementara itu, impor minyak mentah ke China naik 7,3% pada tahun 2020, dengan rekor kedatangan pada kuartal kedua dan kuartal ketiga karena kilang meningkat dan harga rendah mendorong penimbunan. 

Tetapi China melaporkan jumlah kasus Covid-19 harian tertinggi dalam lebih dari 10 bulan pada hari Jumat (15/1). Ini membuat China melakukan lockdown selama seminggu di sejumlah kota dengan 28 juta orang diisolasi dan kematian pertama negara itu akibat virus corona dalam delapan bulan.

Baca Juga: Pertamina uji coba green diesel dan green avtur di Kilang Cilacap

"Euforia pasar minyak sangat kuat, tetapi indikator pasar dari Asia beragam," kata RBC Capital Markets.

"China, mesin pertumbuhan permintaan minyak global, sedang bergumul dengan wabah COVID baru," katanya.

Selanjutnya: IHSG ditutup melemah pada Jumat (15/1), tapi dalam sepekan masih menguat 1,74%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×