Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah stabil pada hari Rabu (14/9), setelah turun lebih dari US$1 pada awal sesi, menyusul tanda-tanda permintaan bullish dalam laporan Badan Energi Internasional (IEA).
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 8 sen atau 0,09% menjadi US$93,25 per barel pada 0933 GMT. Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$87,35 per barel naik 4 sen atau 0,05%.
Harga minyak stabil setelah beberapa "elemen positif" dalam laporan IEA yang diterbitkan pada hari Rabu, kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil Tertopang Tanda-tanda Permintaan Bullish pada Laporan Terbaru IEA
IEA memperkirakan peralihan skala besar dari gas ke minyak, diperkirakan rata-rata 700.000 barel per hari (bph) pada Oktober 2022 hingga Maret 2023 - dua kali lipat dari tahun lalu. IEA mengatakan persediaan yang diamati secara global turun 25,6 juta bbl pada bulan Juli.
Ini mengikuti perkiraan dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada hari Selasa untuk pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2022 dan 2023, mengutip tanda-tanda bahwa ekonomi utama bernasib lebih baik dari yang diharapkan meskipun ada tantangan seperti lonjakan inflasi.
Tetapi para analis menyarankan pengambilan bullish OPEC mungkin hanya angan-angan.
"OPEC terus memandang ekonomi global dengan kacamata berwarna meskipun ada ancaman resesi di beberapa ekonomi utama," kata Stephen Brennock dari pialang minyak PVM.
Dan IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global terhenti pada kuartal keempat tahun ini karena perlambatan ekonomi semakin dalam.
Laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan pada hari Selasa menghancurkan harapan The Fed dapat mengurangi pengetatan kebijakan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Pejabat The Fed akan bertemu Selasa dan Rabu depan, dengan inflasi tetap jauh di atas target 2% bank sentral AS.
Baca Juga: 2 Risiko yang Muncul Jika Pemerintah Ingin Membeli Minyak Rusia
Tekanan harga terus mengikuti pembatasan ketat Covid-19 yang sedang berlangsung di China yang menekan permintaan bahan bakar di importir minyak terbesar dunia.
Di sisi pasokan, stok minyak mentah AS naik sekitar 6 juta barel untuk pekan yang berakhir 9 September, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Rabu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News