Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis pada perdagangan Rabu (24/3). Investor mencari penawaran setelah penurunan hari sebelumnya, tetapi kenaikannya dibatasi langkah lockdown di Eropa dan peningkatan stok minyak mentah AS.
Melansir Reuters pukul 08.45 WIB, harga minyak mentah Brent naik 27 sen atau 0,4% menjadi US$ 61,06 per barel pada 0108 GMT, setelah jatuh 5,9% dan mencapai level terendah $ 60,50 pada hari sebelumnya.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 19 sen atau 0,3% menjadi US$ 57,95 per barel, setelah kehilangan 6,2% dan menyentuh level terendah US$ 57,32 pada hari Selasa.
Kedua harga acuan minyak itu menyentuh level terendah sejak awal Februari pada hari Selasa dan kini telah jatuh lebih dari 14% dari level tertinggi awal bulan ini.
Selisih bulan depan untuk Brent dan WTI merosot ke contango, di mana kontrak bulan depan lebih rendah daripada bulan-bulan berikutnya, sebuah tanda bahwa permintaan untuk minyak mentah segera menurun.
"Investor menyesuaikan posisi dari aksi jual tajam hari Selasa," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di pialang komoditas Fujitomi Co.
Baca Juga: Harga minyak mentah jatuh 6%, tertekan situasi pandemi di Eropa
"Tapi sentimen pasar tetap bearish karena meningkatnya kekhawatiran tentang pemulihan permintaan setelah pembatasan pandemi baru di Eropa," katanya.
Jerman, konsumen minyak terbesar Eropa, memperpanjang pengunciannya hingga 18 April, dan Kanselir Angela Merkel mendesak warganya untuk tinggal di rumah selama lima hari selama liburan Paskah.
Kekhawatiran atas kecepatan pemulihan dari pandemi juga meningkat setelah badan kesehatan AS mengatakan vaksin AstraZeneca Plc yang dikembangkan bersama Universitas Oxford mungkin memasukkan informasi usang dalam datanya.
Menambah tekanan, stok minyak mentah AS melonjak 2,9 juta barel dalam sepekan hingga 19 Maret, bertentangan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan sekitar 300.000 barel, menurut sumber perdagangan yang mengutip data dari kelompok industri American Petroleum Institute .
Tapi stok bensin turun 3,7 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 1,2 juta barel.
Sanksi hak asasi manusia terhadap China yang diberlakukan oleh Amerika Serikat, Eropa dan Inggris, yang mendorong sanksi balasan dari Beijing, juga menambah kekhawatiran pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News