Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah naik pada hari Jumat (20/1), menuju kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Sebagian besar harga minyak didorong oleh cerahnya prospek ekonomi China dan menghasilkan ekspektasi dorongan permintaan bahan bakar di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 9 sen atau 0,1% menjadi US$86,25 per barel pada 1211 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah WTI naik 71 sen atau 0,9% menjadi US$81,04.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada hari Rabu, pencabutan pembatasan COVID-19 di China akan meningkatkan permintaan global menuju rekor tertinggi tahun ini. Sehari setelah OPEC juga memperkirakan permintaan China akan meningkat pada tahun 2023.
"Banyak pedagang percaya bahwa sangat mungkin kita akan melihat permintaan yang lebih tinggi datang dari China karena terus membongkar kebijakan COVID-nya," kata Naeem Aslam, analis di broker Avatrade.
Untuk pekan ini, harga minyak Brent menuju kenaikan sekitar 1,1% dan WTI untuk kenaikan 1,5%.
Baca Juga: Arab Saudi Tetap Menjadi Pemasok Utama Minyak Mentah ke China pada 2022
Harga minyak juga didukung oleh harapan bahwa bank sentral Amerika Serikat akan segera turun ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil dan harapan prospek ekonomi AS.
Jajak pendapat Reuters memperkirakan bahwa Federal Reserve AS akan mengakhiri siklus pengetatannya setelah kenaikan 25 basis poin pada masing-masing dari dua pertemuan kebijakan berikutnya dan kemungkinan akan mempertahankan suku bunga stabil setidaknya selama sisa tahun ini.
“Peluang "soft landing" untuk ekonomi AS tampaknya tumbuh,” Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan pada hari Kamis.
Pertemuan penetapan suku bunga The Fed berikutnya pada 31 Januari hingga 1 Februari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News