Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah rebound pada perdagangan Kamis (7/10). Pasar menganggap tidak mungkin bahwa Amerika Serikat (AS) akan merilis cadangan minyak mentah darurat atau melarang ekspor untuk mengurangi pasokan yang ketat.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 87 sen atau 1,1% menetap di US$81,95 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 87 sen atau 1,1%, menjadi menetap di US$78,30 per barel. Pada sesi sebelumnya, kedua harga acuan minyak mentah ini turun US$ 2 per barel.
Departemen Energi AS mengatakan semua "alat selalu tersedia" untuk mengatasi kondisi pasokan energi yang ketat di pasar.
Departemen membuat komentar di tengah pertanyaan tentang apakah pemerintahan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan memanfaatkan Cadangan Minyak Strategis (SPR) atau mengejar larangan ekspor minyak untuk menurunkan biaya minyak mentah.
Baca Juga: Wall Street ditutup naik dipimpin saham Big Tech, kekhawatiran batas utang AS mereda
Sementara itu, penasihat keamanan nasional Biden mendesak pemasok energi untuk meningkatkan arus guna memenuhi permintaan.
Amerika Serikat terkadang menggunakan cadangan strategisnya, biasanya setelah badai atau gangguan pasokan lainnya. Namun, sejak mengakhiri larangan 40 tahun ekspor minyak mentah pada tahun 2015, negara ini telah menjadi pengekspor yang signifikan, dan belum memulai pemotongan ekspor.
Awal pekan ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) sepakat untuk menaikkan produksi hanya secara bertahap, mengirimkan harga minyak mentah ke level tertinggi multi-tahun.
Pasar minyak terus meningkat karena ketatnya pasokan di seluruh dunia karena permintaan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan dari pandemi Covid-19 di pasar impor besar seperti China.
"Pasar minyak terlihat lebih ketat dalam jangka pendek, yang menunjukkan bahwa harga akan tetap didukung dengan baik hingga akhir tahun," kata analis ING Warren Patterson dalam sebuah catatan.
Produsen utama dan Badan Energi Internasional percaya bahwa permintaan minyak mentah dapat meningkat dari 150.000 menjadi 500.000 barel per hari dalam beberapa bulan mendatang karena pengguna gas alam beralih ke minyak karena harga gas yang tinggi.
Baca Juga: Harga sejumlah komoditas melonjak di tahun 2021, begini kata ekonom Bank Mandiri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News