kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,96   -24,77   -2.57%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Melandai, Simak Rekomendasi Analis Berikut


Senin, 12 September 2022 / 21:09 WIB
Harga Minyak Mentah Dunia Mulai Melandai, Simak Rekomendasi Analis Berikut
ILUSTRASI. Harga minyak mentah dunia mulai melandai, begini efeknya ke emiten. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate (WTI) mulai melandai. Berdasarkan data Bloomberg, Senin (12/9) harga minyak WTI berada di level US$ 87,29 per barel atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama bulan lalu di US$ 91,46 per barel.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera berpendapat, penurunan harga minyak mentah dunia akan memberikan dampak negatif bagi kinerja emiten. 

"Karena saham minyak dan gas sangat berpengaruh terhadap pergerakan harga komoditasnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/9).

Baca Juga: Harga Minyak Turun di Tengah Pengekangan COVID China dan Wacana Kenaikan Suku Bunga

Namun begitu, menurutnya saat ini harga saham emiten minyak dan gas masih dalam posisi uptrend, serta masih berpeluang untuk melanjutkan penguatan.

Senada, Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim melihat penurunan dari harga komoditas minyak akan memiliki korelasi terhadap kinerja emiten sektor minyak dan gas. Maka dengan penurunan harga minyak pada kuartal III ini dapat menekan kinerja emiten di sektor minyak dan gas.

"Hanya saja masih akan defensif khususnya emiten yang memiliki diversifikasi, namun secara umum penurunan komoditas ini akan disikapi positif lantaran dapat mengurangi kekhawatiran inflasi Indonesia maupun global," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (12/9).

Dampak ke pergerakan saham juga masih dapat defensif melihat bisnis model sektor minyak dan gas yang cenderung memiliki lini bisnis dari downstream hingga upstream. 

"Walaupun memang, bagi pelaku pasar penurunan harga ini akan dipandang sebagai sentimen negatif," sambungnya.

Dengan kondisi saat ini, Lukman menilai investor dapat menyikapi dengan melihat bisnis model perseroan yang masih akan defensif. Menurutnya, investor dapat melihat saham-saham di lini downstream saat harga minyak mulai melandai.

Sejauh ini, ada beberapa emiten yang dilihatnya masih menarik. Salah satunya MEDC yang memiliki PER 2,9 kali, atau relatif undervalued dibandingkan dengan peers seperti PGAS, ELSA, dan RAJA. 

Baca Juga: Oil Prices Rise as Supply Uncertainty Mounts

Selain itu, adanya diversifikasi MEDC hingga mining meskipun masih dalam tahap kontruksi sehingga akan menjadi sentimen postif.

Kemudian, dia melihat saham ELSA cenderung defensif. 

"Karena memiliki bisnis model yang berfokus di downstream hingga distribution and logistic sehingga akan lebih defensif dengan perubahan harga komoditas mengingat perokoniman Indonesia yang masih tumbuh setelah pandemi," paparnya.

Lukman menilai investor dapat melihat saham-saham di sektor minyak dan gas seperti AKRA dan ELSA yang berfokus pada lini downstream. Sementara Andhika merekomendasikan buy untuk MEDC yang memiliki support di Rp 840 dengan target penguatan Rp 1.050 dan ELSA dengan support support Rp 340 dan target penguatan Rp 400.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×