Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan ini harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diprediksi akan mengalami peningkatan, meskipun tren harga secara garis besar menunjukkan penurunan.
Berdasarkan data Trading Economics, pada Selasa (13/8) harga minyak WTI bertengger di US$ 79,34 per barel. Dalam 24 jam terakhir terkoreksi 0,87%, tetapi dalam sepekan melesat 8,42%.
Analis Dupoin Indonesia, Andrew Fischer menerangkan bahwa kenaikan harga minyak didukung ekspektasi laporan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Sementara tren harga jangka menengah dan panjang masih menunjukkan potensi penurunan.
Baca Juga: AS Bersiap Hadapi Kemungkinan Serangan Besar Iran dan Proksinya ke Israel Pekan Ini
Kenaikan harga minyak mentah, kata Fischer, terlihat dalam grafik pekan ini yang lebih banyak didorong oleh sentimen pasar daripada fundamental yang kuat. Pedagang minyak saat ini sedang menaikkan harga berdasarkan asumsi bahwa laporan bulanan OPEC akan mendukung harga yang lebih tinggi.
"Hal ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti kebijakan baru dari Arab Saudi yang menaikkan harga jual resmi minyaknya ke Asia dan komitmen Rusia untuk mempertahankan kuota produksinya dengan pengurangan produksi selama Agustus dan September," tulisnya dalam riset, Selasa (13/8).
Namun secara teknikal, arah harga minyak mentah masih memiliki potensi untuk melanjutkan penurunan. Tren jangka panjang menunjukkan bahwa meskipun ada kenaikan sementara, penurunan harga masih mungkin terjadi.
Baca Juga: Harga Minyak Turun di Selasa (13/8) Pagi Setelah Mencatat Kenaikan Harian Tertinggi
"Faktor ini didukung oleh beberapa elemen teknis yang mengindikasikan adanya kemungkinan pembalikan arah dalam waktu dekat," sambungnya.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah kinerja indeks dolar (DXY) yang saat ini sedang berada dalam fase krusial. Ia melihat DXY masih mengalami masalah dan diperdagangkan di dekat level penting.
Menurut Fischer, jika laporan Consumer Price Index (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Rabu (14/8), menunjukkan kenaikan inflasi, hal ini bisa mendukung penguatan Dolar AS.
Dus, ia menyarankan pasar perlu memperhatikan perkembangan dari laporan OPEC, IEA, serta data ekonomi dari AS yang dapat mempengaruhi sentimen di pasar minyak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News