kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah berada di jalur kenaikan bulanan, terdorong pelemahan dolar AS


Jumat, 31 Juli 2020 / 16:32 WIB
Harga minyak mentah berada di jalur kenaikan bulanan, terdorong pelemahan dolar AS
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The sun is seen behind a crude oil pump jack in the Permian Basin in Loving County, Texas, U.S., November 22, 2019. REUTERS/Angus Mordant/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah merangkak naik pada Jumat (31/7) dan berada di jalur kenaikan bulanan. Terdorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas pemulihan ekonomi AS karena pandemi corona telah merusak ekonomi dan konsumen minyak terbesar itu.

Mengacu Reuter pukul 16.00 WIB, harga minyak mentah Brent naik 31 sen atau 0,7% pada US$ 43,25 per barel pada 0831 GMT. Pada hari Kamis, Brent ditutup turun 1,9% setelah menyentuh level terendah sejak 10 Juli.

Baca Juga: Resesi ekonomi sedang melanda sejumlah negara, ini seluk-beluk resesi

Sedangkan, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 26 sen atau 0,6% menjadi US$ 40,18 per barel setelah turun 3,3% di sesi sebelumnya, juga turun dari posisi terendah yang tidak terlihat sejak 10 Juli.

Brent berada di jalur untuk kenaikan bulan keempat dan minyak mentah WTI menuju sepertiga karena keduanya naik dari kedalaman mencapai pada bulan April, ketika sebagian besar negara di dunia melakukan lockdown.

Dolar memperpanjang penurunan dan berada di jalur untuk penurunan bulanan terbesar dalam satu dekade setelah berita pada hari Kamis bahwa produk domestik bruto AS runtuh pada tingkat tahunan 32,9%, penurunan paling tajam sejak catatan dimulai pada tahun 1947.

Investor biasanya menggunakan komoditas dalam denominasi dolar sebagai safe havens ketika mata uang melemah dan sebaliknya.

Baca Juga: Harga minyak dunia rebound dari posisi terendah dalam tiga minggu

"Stimulus global dan dolar yang lemah akan terus mendukung harga minyak karena secara historis minyak dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi," kata Keshav Lohiya, CEO konsultan Oilytics.

Secara global, prospek ekonomi telah meredup lagi, dengan meningkatnya infeksi virus corona meningkatkan risiko lockdown baru dan mengancam setiap rebound, menurut jajak pendapat Reuters dari lebih dari 500 ekonom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×