CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Harga minyak meningkat 8% dalam lima hari perdagangan terakhir


Selasa, 10 September 2019 / 07:21 WIB
Harga minyak meningkat 8% dalam lima hari perdagangan terakhir
ILUSTRASI. Kilang minyak di Irak


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali naik di hari perdagangan kelima berturut-turut hingga Selasa (10/9) pagi. Hari ini pukul 7.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 58,18 per barel.

Harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini menguat 0,57% jika dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan kemarin. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga minyak sudah mengakumulasi kenaikan 7,86% dari posisi Selasa pekan lalu US$ 53,94 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman November 2019 di ICE Futures pagi ini pun menguat ke US$ 63,05 per barel. Harga minyak acuan internasional ini menguat 0,73% ketimbang harga penutupan perdagangan kemarin.

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Pasar Masih Akan Wait and See

Harga minyak brent pun naik dalam lima hari perdagangan berturut-turut alias sepekan terakhir. Dalam lima hari, harga minyak brent melonjak 8,22%.

Sejumlah sentimen positif menyokong kenaikan harga komoditas energi ini sejak pekan lalu. Rencana pertemuan AS dan China untuk negosiasi perdagangan menjadi salah satu penyebab kenaikan harga pekan lalu.

Menteri Energi Arab Saudi  Pangeran Abdulaziz bin Salman yang baru menjabat, mengonfirmasi bahwa dia akan melanjutkan kebijakan pembatasan produksi minyak untuk menopang harga.

"Pengumuman akhir pekan atas perubahan kepemimpinan pada Kementerian Minyak Saudi disertai dengan penegasan pembatasan produksi akan menyebabkan keseimbangan pasar lebih baik," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates dalam catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: IMF: Defisit melebar, Arab Saudi harus mempertimbangkan untuk mengerek PPN jadi 10%

Abdulaziz mengatakan bahwa aliansi OPEC+ akan berlangsung dalam jangka panjang. Pernyataan ini muncul setelah Rusia melaporkan produksi yang lebih tinggi daripada kuota kesepakatan OPEC+ pada bulan Agustus.

Tak hanya Rusia, OPEC pun mencatat produksi yang lebih tinggi di bulan Agustus. Ini adalah kenaikan produksi pertama tahun ini. Kenaikan disebabkan oleh pasokan yang meningkat di Irak dan Nigeria.

Sejumlah eksekutif perusahaan minyak yang menghadiri Asia Pacific Petroleum Conference mengatakan bahwa harga minyak tahun ini tertekan perlambatan ekonomi global, perang dagang AS-China, dan kenaikan pasokan minyak AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×