kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak menguat tipis setelah aksi jual mereda


Selasa, 21 September 2021 / 08:09 WIB
Harga minyak menguat tipis setelah aksi jual mereda


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali menguat setelah kemarin tumbang akibat aksi jual investor. Selasa (21/9) pukul 8.00 WIB, harga minyak WTI kontrak Oktober 2021 di New York Mercantile Exchange naik 0,80% ke US$ 70,85 per barel.

Sedangkan harga minyak brent kontrak November 2021 di ICE Futures menguat 0,62% ke US$ 74,38 per barel. Meski menguat dari penutupan perdagangan kemarin, harga minyak masih lebih rendah ketimbang posisi akhir pekan lalu.

Harga minyak turun 2% pada hari Senin karena investor semakin menghindari risiko. Investor keluar dari pasar saham dan berburu dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, harga minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Baca Juga: Harga minyak terangkat, analis rekomendasikan saham-saham ini

Dolar AS yang dilihat sebagai tempat yang aman naik karena kekhawatiran tentang solvabilitas pengembang properti China Evergrande. Selain itu, investor menunggu arah kebijakan terbaru Federal Reserve pada pertemuan yang berlangsung hari ini dan esok.

"Dolar AS biasanya merupakan tempat yang aman menguat, sebuah perkembangan yang menunjukkan penghindaran risiko dan mempengaruhi harga komoditas, terutama minyak," kata Nishant Bhushan, analis pasar minyak Rystad Energy kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa harga minyak menjadi lebih mahal untuk pasar non-dolar. Alhasil, harga minyak tertekan. Namun, harga minyak mendapat dukungan dari tanda-tanda bahwa sejumlah  produksi Gulf Coast AS akan tetap tutup selama berbulan-bulan karena kerusakan badai.

Penurunan harga minyak berbalik karena penutupan pasokan di Teluk Meksiko AS akibat dua badai baru-baru ini. Pada hari Jumat, produsen masih mencatat 23% dari kapasitas produksi yang terhenti.

Baca Juga: Naik tiga hari beruntun, harga emas masih turun lebih dari 2% sepekan

Kemarin, Royal Dutch Shell pihaknya memperkirakan instalasi di Teluk Meksiko akan offline untuk perbaikan hingga akhir 2021 karena kerusakan akibat Badai Ida. Fasilitas tersebut berfungsi sebagai stasiun transfer untuk semua output dari aset perusahaan di koridor Mars area Mississippi Canyon ke terminal minyak mentah darat.

Analis Rystad Energy Artem Abramov memperkirakan produksi yang hilang akan mengurangi pasokan minyak Teluk Meksiko sebesar 200.000 hingga 250.000 barel per hari selama beberapa bulan. Teluk menyumbang sekitar 16% dari produksi minyak AS, atau 1,8 juta barel per hari. 

Brent telah naik 43% tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan oleh OPEC+ dan pemulihan permintaan setelah keruntuhan akibat pandemi tahun lalu.

Baca Juga: Safe haven akan saling tarik dari hasil pertemuan The Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×