kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.879   1,00   0,01%
  • IDX 7.319   123,09   1,71%
  • KOMPAS100 1.123   18,77   1,70%
  • LQ45 894   17,23   1,96%
  • ISSI 223   1,97   0,89%
  • IDX30 458   9,55   2,13%
  • IDXHIDIV20 552   12,52   2,32%
  • IDX80 129   1,81   1,43%
  • IDXV30 137   2,20   1,63%
  • IDXQ30 152   3,26   2,19%

Harga minyak menguat setelah OPEC+ melanjutkan rencana penambahan produksi bertahap


Senin, 08 November 2021 / 08:17 WIB
Harga minyak menguat setelah OPEC+ melanjutkan rencana penambahan produksi bertahap
ILUSTRASI. Senin (8/11) pukul 8.00 WIB, harga minyak WTI menguat 0,72% ke US$ 81,86 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat lagi di awal pekan ini. Senin (8/11) pukul 8.00 WIB, harga minyak WTI kontrak Desember 2021 di Nymex berada di US$ 81,86 per barel, menguat 0,72% ketimbang penutupan perdagangan pekan lalu.

Meski menguat hari ini, harga minyak WTI masih tercatat turun 2,60% dalam sepekan. Pada periode sepekan, harga minyak Brent kontrak Januari 2022 di ICE Futures turun 1,83%.

Harga minyak acuan internasional ini menguat 0,51% ketimbang akhir pekan lalu. Penguatan harga minyak yang terjadi sejak akhir pekan dipicu oleh keputusan OPEC+ untuk tetap teguh pada rencana penambahan produksi secara bertahap.

OPEC+ mengelak seruan Amerika Serikat (AS) untuk mengerek produksi lebih cepat. Peningkatan permintaan minyak yang mendekati level sebelum pandemi menyebabkan harga komoditas energi menguat dalam beberapa waktu belakangan.

Baca Juga: BI proyeksikan inflasi November 0,16%, disumbang kenaikan harga minyak goreng

Pada pertemuan Kamis pekan lalu, OPEC+ menyepakati rencana untuk menaikkan produksi 400.000 barel per hari mulai Desember. Setelah rapat OPEC+, pemerintah AS mengatakan akan mempertimbangkan berbagai upaya untuk menjamin akses energi yang terjangkau, termasuk menambah pasokan minyak dari cadangan strategis.

"Pasar tahu bahwa mengeluarkan cadangan strategis hanya merupakan efek bearish sesaat pada harga dan bukan merupakan solusi jangka panjang untuk ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan," kata Bjornar Tonhaugen, kepala riset energi Rystad Energy dalam catatan yang dikutip Reuters.

Tonhaugen menambahkan bahwa defisit minyak secara global akan tetap berlanjut hingga Desember. Tapi dalam jangka panjang, kondisi ini akan membaik.

Baca Juga: Harga emas melemah, masih bergerak di atas US$ 1.800 per ons troi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×