Reporter: Namira Daufina | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Menyusutnya stok minyak Amerika Serikat (AS) memberi ruang pergerakan bagi harga minyak dunia.
Imbasnya, harga minyak kembali menguat. Ini merupakan penguatan yang berturut-turut dalam dua hari.
Mengutip Bloomberg, Kamis (24/9) pukul 13.35 WIB harga minyak West Texas Intermediate kontrak pengiriman November 2015 di bursa New York Merchantile Exchange melesat 0,58% ke level US$ 44,74 per barel.
Namun, dalam sepekan terakhir harga sudah terkikis 5,21%.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menuturkan pengurangan stok yang terjadi di AS baik melalui laporan swasta American Petroleum Institute (API) dan pemerintah lewat Energy Information Administration (EIA) memicu peluang rebound.
Apalagi memang hingga saat ini harga minyak terus terhimpit pasokan yang membanjir.
“Masalah oversupply memang tidak lantas teratasi sehingga penguatan ini diduga hanya sementara,” papar Putu.
Rabu (23/9) API melaporkan stok minyak AS minggu lalu turun 3,7 juta barel.
Sementara stok di Cushing, Oklahoma turun 500.000 barel.
Sedangkan data EIA mingguan mencatatkan stok turun 1,9 juta barel atau lebih tinggi dari prediksi yakni turun 1 juta barel.
Selain itu ada informasi bahwa kilang minyak North Sea Buzzard di Inggris akan ditutup lebih awal.
Dari rencana semula pada November 2015 menjadi Oktober 2015.
“Ini akan cukup berpengaruh pada pasokan sehingga banjir pasokan bisa sedikit mengering,” kata Putu.
Sebabnya, kilang minyak ini merupakan pemasok aliran minyak terbesar di Inggris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News