Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Kontrak harga minyak melorot dari level tertingginya dalam dua tahun di New York. Ada kecemasan, permintaan minyak dari Eropa bakal melambat jika Portugal menjadi negara ketiga yang mendapatkan bantuan dana darurat.
Asal tahu saja, penurunan harga minyak terjadi setelah Fitch Ratings memangkas peringkat utang Potugal dan pemesanan barang-barang tahan lama di AS secara tidak terduga mengalami penurunan. Secara teknikal, melorotnya harga minyak juga terjadi setelah gagal menembus level resistan di US$ 106,95 per barel, level tertinggi sejak 7 Maret lalu.
"Kita tidak bisa menahan harga minyak di atas US$ 100. Hal itu sangat terlihat jelas jika kita melihat data yang dirilis dari Eropa dan AS. Kita melihat kenaikannya, namun kita tidak dapat melewatinya," jelas Carl Larry, President of Oil Outlooks & Opinions LLC in Houston.
Catatan saja, kontrak harga minyak untuk pengantaran Mei turun 15 sen menjadi US$ 105,60 per barel di NYMEX. Sebelumnya, harga minyak sempat menembus posisi US$ 106,69 per barel. Dalam setahun terakhir, harga minyak sudah naik 31%. Sehari sebelumnya Rabu (23/3), harga minyak mencapai level US$ 105,75 per barel, level tertinggi sejak 26 September 2008.
Sementara itu, kontrak harga minyak jenis Brent naik 17 sen menjadi US$ 115,72 per barel di ICE Futures Europe exchange, London.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News