kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak melemah tipis dari level tertinggi sejak Maret 2020


Selasa, 15 Desember 2020 / 07:37 WIB
Harga minyak melemah tipis dari level tertinggi sejak Maret 2020
ILUSTRASI. Harga minyak melemah tipis setelah kemarin menyentuh level tertinggi sejak awal Maret.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah tipis setelah kemarin menyentuh level tertinggi sejak awal Maret. Selasa (15/12) pukul 7.19 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2021 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 46,97 per barel.

Harga minyak ini turun tipis dari angka penutupan perdagangan kemarin pada US$ 46,99 per barel. Ini adalah harga tertinggi minyak WTI kontrak Januari 2021 sejak 5 Maret 2020.

Kemarin, harga minyak brent untuk pengiriman Februari 2021 di ICE Futures juga menyentuh level tertinggi sejak 6 Maret 2020. Harga minyak brent ditutup pada US$ 50,29 per barel, menguat 0,64% dalam sehari.

Harga minyak cenderung stabil di level tertinggi tersebut dalam beberapa hari perdagangan terakhir. OPEC memperkirakan, permintaan minyak global akan pulih lebih lambat pada 2021 daripada yang diperkirakan sebelumnya karena dampak pandemi virus corona yang masih ada. 

Baca Juga: Neraca dagang November diprediksi surplus, ini sentimen pendukungnya

Harga minyak brent dan WTI telah menguat selama enam pekan berturut-turut, kenaikan mingguan terpanjang mereka sejak Juni. "Momentum harga telah melambat secara signifikan selama beberapa minggu terakhir dan perlu headline bullish baru atau tak terduga untuk memajukan harga ke wilayah tinggi baru, "kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates kepada Reuters

Dia menambahkan bahwa pasar minyak juga cenderung kebal terhadap kabar buruk yang terjadi. Tanda-tanda peningkatan pasokan telah membebani pasar. Sumber Reuters di National Oil Corporation (NOC) mengatakan, produksi minyak Libya mencapai 1,28 juta barel per hari pada hari Senin, naik dari 1,25 juta barel per hari pada akhir November.

Di Amerika Serikat (AS), jumlah rig beroperasi meningkat dalam sepekan lalu. Para produsen terus kembali ke ladang minyak. 

Baca Juga: IHSG rally, ini rekomendasi Samuel Sekuritas untuk trading buy Selasa (15/12)

Kpler, perusahaan intelijen pasar mengungkapkan, persediaan minyak mentah global pada bulan Desember masih jauh di atas level 2019 dan 2018. Penambahan persediaan terbesar tahun ini terlihat di China.

"Sementara lonjakan tajam stok global dari awal pandemi Covid di musim semi hingga musim panas mencerminkan permintaan bahan bakar yang lemah awal tahun ini, volume stok minyak mentah yang masih tinggi menunjukkan permintaan di seluruh dunia belum bangkit kembali ke level sebelum Covid," ungkap Kpler dalam sebuah catatan.

Negara-negara besar Eropa melanjutkan mode lockdown untuk mengekang penyebaran Covid-19 yang telah mengurangi permintaan bahan bakar. Jerman, negara dengan ekonomi terbesar di Eropa, berencana untuk memberlakukan penguncian yang lebih ketat mulai Rabu untuk memerangi virus.

Baca Juga: Analis ingatkan harga batubara berpotensi melandai

Pada perdagangan kemarin, harga minyak naik setelah sebuah perusahaan pelayaran mengatakan sebuah kapal tanker minyak dihantam di pelabuhan Saudi di Jeddah. Kementerian Energi Saudi menyebut ini adalah tindakan teroris.

"Pedagang selama bertahun-tahun telah terbiasa dengan ketegangan yang memuncak di wilayah tersebut dan ketika itu terjadi, pasar minyak bergerak naik," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak Rystad Energy. Dia mengatakan, ledakan ini menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas di pusat minyak utama Jeddah dan keamanan lalu lintas secara keseluruhan di wilayah tersebut.

Penguatan harga minyak juga ditopang oleh kampanye vaksinasi Covid-19 di AS. Distribusi vaksin mengangkat harapan bahwa pembatasan pandemi dapat segera berakhir dan mengangkat permintaan di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Selanjutnya: Begini upaya ESDM guna kejar target produksi 1 juta barel per hari di 2030

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×