kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali naik, terdorong pelonggaran lockdown berbagai negara


Rabu, 06 Mei 2020 / 07:24 WIB
Harga minyak kembali naik, terdorong pelonggaran lockdown berbagai negara
ILUSTRASI. Ilustrasi Pompa angguk tambang minyak.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali naik pada perdagangan Rabu (6/5). Pukul 07.10 WIB, harga minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2020 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 25,65 per barel, naik 4,43% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 24,56 per barel.

Kenaikan harga minyak ditopang oleh langkah pelonggaran pasca lockdown yang diterapkan berbagai kota di dunia akibat virus corona.

Pelonggaran ini dipercaya akan menaikkan permintaan minyak di pasar seiring bergeraknya kembali kegiatan ekonomi.

"Pasar mulai menyadari bahwa kehancuran permintaan mengerikan, tetapi kami membuka kembali dan permintaan akan lebih baik," kata Phil Flynn, analis senior Price Futures Group seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Harga minyak mentah reli berkat potensi kenaikan permintaan bahan bakar

"Tetapi kemunduran produksi baru saja dimulai."

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memuji langkah berbagai negara bagian yang mulai kembali ekonomi mereka.

Bank Swiss UBS mengatakan pelonggaran pembatasan akan membantu menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang mengarah pada kekurangan pasokan pada kuartal keempat.

Morgan Stanley memperkirakan puncak kelebihan pasokan di pasar global kemungkinan telah tercapai dan krisis penyimpanan mereda.

"Persediaan sudah dibuat tetapi tidak sekuat yang ditakutkan, dengan langkah-langkah social distancing yang meningkat pada Maret, peningkatan persediaan yang diamati tidak sekuat yang ditakutkan," katanya dalam sebuah catatan.

Ekspor minyak mentah Arab Saudi pada Mei diperkirakan akan turun menjadi 6 juta barel per hari, terendah dalam hampir satu dekade, menurut sumber industri dan analis.

Namun, Kepala Eksekutif Vitol Russell Hardy mengatakan kepada Reuters, permintaan puncak jangka panjang kemungkinan masih akan tergerus secara permanen.

Permintaan minyak global merosot 26 juta barel menjadi 27 juta barel per hari (bph) pada bulan April, dan Hardy memperkirakan penurunan tahunan lebih dari 8 juta bph.

Baca Juga: Harga minyak reli, WTI capai rekor tertinggi dalam tiga minggu di US$ 22 per barel

Selain itu, lalu lintas udara diperkirakan tidak akan pulih segera, yang akan memperlambat pemulihan permintaan bahan bakar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×