Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak stabil pada Kamis (14/11) ini, setelah mengalami penurunan sebelumnya karena penguatan dolar AS dan kekhawatiran akan peningkatan pasokan di tengah pertumbuhan permintaan yang lambat.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 3 sen menjadi US$72,25 per barel pada pukul 09.37 GMT. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 7 sen ke US$68,36 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Terkoreksi Pada Perdagangan Kamis (14/11) Pagi
"Faktor utama yang menggerakkan harga minyak, baik dalam jangka pendek maupun ke depan, adalah arah pergerakan dolar AS," kata analis investasi Phillip Nova, Danish Lim.
Penguatan dolar baru-baru ini telah menjadi tekanan utama bagi harga minyak dan diperkirakan akan mempertahankan volatilitas pasar dengan kecenderungan bearish.
Dolar AS mencapai puncak tertinggi satu tahun pada Kamis, melanjutkan kenaikan dari posisi tertinggi tujuh bulan pada Rabu (13/11) terhadap mata uang utama lainnya.
Setelah data menunjukkan inflasi AS pada Oktober meningkat sesuai dengan ekspektasi. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan permintaan di AS.
Pasar minyak saat ini sedang menghadapi berbagai faktor pelemahan permintaan, termasuk lonjakan imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun dan kenaikan tingkat inflasi 10 tahun menjadi 2,35%, kata analis pasar senior OANDA, Kelvin Wong.
“Kondisi ini meningkatkan kemungkinan siklus penurunan suku bunga Fed yang ringan memasuki tahun 2025. Secara keseluruhan, ini berarti likuiditas yang lebih rendah, yang dapat menekan peningkatan permintaan minyak,” tambahnya.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) sedikit menaikkan perkiraan produksi minyak global untuk 2024 menjadi 102,6 juta barel per hari (bpd), dari perkiraan sebelumnya sebesar 102,5 juta bpd, didorong oleh peningkatan produksi AS yang diperkirakan naik 300.000 bpd.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis Rabu (13/11) Sore, Brent ke US$72,03 dan WTI ke US$68,25
Untuk 2025, EIA memperkirakan produksi global mencapai 104,7 juta bpd.
Laporan pasar minyak dari Badan Energi Internasional (IEA) juga akan dirilis hari ini.
Dengan melambatnya permintaan di China, hanya ada sedikit faktor penyeimbang antara pasokan dan permintaan yang mendukung pasar minyak untuk bergerak bullish, menurut analis pasar independen, Tina Teng.
Selanjutnya: Gautam Adani Investasi US$10 Miliar di Sektor Energi AS Pasca Kemenangan Trump
Menarik Dibaca: 2 Promo Hiburan 11.11 Wondr BNI Beli 1 Gratis 1 Tiket-Popcorn di CGV dan Cinepolis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News