kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga Minyak Dunia Menuju US$ 40 Per Barel


Rabu, 03 Desember 2008 / 08:03 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak mentah kembali meleleh. Kemarin, harga minyak WTI pengiriman Januari di New York Mercantile Exchange (Nymex) sempat anjlok ke harga US$ 47,36 per barel. Ini harga minyak terendah selama 3 tahun terakhir.

Kalau dihitung dari harga tertinggi US$ 147,27 per barel pada Juli lalu, harga emas hitam ini sudah longsor 67,84%. Sampai pukul 15.30 WIB kemarin, harga minyak masih bertengger di level US$ 47,95 per barel.

Penyebab utama penurunan harga minyak tersebut adalah kekhawatiran pasar, sehubungan dengan krisis di Amerika Serikat (AS) yang ternyata lebih parah dari yang terlihat. Ekonomi pun tumbuh lebih lambat dari yang diperkirakan. "Yang kita lihat sekarang adalah kehancuran ekonomi dalam satu generasi," kata Jonathan Kornafel, Direktur Perdagangan Opsi untuk Asia di Hudson Capital Energy kepada Bloomberg.

Selama ini AS merupakan negara pengguna minyak terbesar di dunia. "Tapi, sekarang, permintaan terhadap minyak akan turun signifikan," cetus Nico Omer Jonckheere, Wakil Presiden Riset dan Analisis Valbury Asia Futures.

Pasar memperkirakan cadangan minyak AS bakal naik 850.000 barel di minggu terakhir bulan November, dari 320,8 juta barel minggu sebelumnya. Sementara cadangan bensin diperkirakan naik menjadi 202 juta barel, atau naik 1,5 juta barel dibanding minggu sebelumnya sebanyak 200,5 juta barel.

Menurut para analis, harga minyak masih bisa turun hingga US$ 40 per barel sebelum kembali bergerak menguat. "Ada konsensus di pasar bahwa bottom harga minyak ada di level US$ 40 per barel," imbuh Kornafel. Dengan kata lain, bisa jadi pasar minyak juga akan sulit menguat dalam tempo dekat.

Di dalam negeri, kalangan pasar modal khawatir anjloknya harga minyak merembes ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Logikanya, penurunan harga minyak membuat harga komoditas dunia ikut melemah. Nah, berhubung porsi saham komoditas di Bursa Efek Indonesia dominan, penurunan harga minyak ini berbahaya.

Goei Siaw Hong, Direktur Pengelola GSH Consulting beberapa waktu yang lalu mengatakan, kalau minyak menyentuh
US$ 40 per barel, IHSG bisa hinggap di titik 700. Itu posisi IHSG pada 2003 silam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×