kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga minyak cenderung tertekan


Senin, 16 Desember 2013 / 08:27 WIB
Harga minyak cenderung tertekan
ILUSTRASI. Film Blonde, film dokumenter legenda Hollywood yaitu Marilyn Monroe yang dibintangi Ana de Armas sebagai Marilyn Monroe


Reporter: Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak tergelincir. Produksi minyak di Amerika Serikat (AS) yang meningkat, membuat harga minyak tertekan.
Di Bursa Nymex, Jumat (13/12), harga minyak untuk kontrak pengiriman Januari 2014 melemah 0,92% menjadi US$ 96,60 per barel dibanding harga sehari sebelumnya. Dengan pelemahan ini, dalam sepekan, harga minyak tergelincir sebesar 0,75%.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan, persediaan minyak naik ke level tertinggi sejak 4 Oktober   2013, pada pekan yang berakhir 6 Desember 2013. Pada pekan itu, persediaan minyak naik sebesar 6,72 juta barel. Pada saat bersamaan, produksi minyak mentah AS naik menjadi 8,08 juta barel per hari. Ini merupakan yang tertinggi sejak 1988.

Gene McGillian, analis dari Tradition Energy di Stamford di Bloomberg mengatakan, tren permintaan minyak yang lemah serta dibarengi oleh tingkat produksi yang tinggi, menjadi bandul yang cukup berat bagi pergerakan harga minyak. Alhasil, harga minyak akhir pekan lalu, tertekan cukup hebat.

Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, tekanan harga minyak selama akhir pekan lalu juga diakibatkan oleh pemulihan ekonomi di China yang sampai saat ini masih berjalan lambat. Kondisi di China tersebut telah memicu kekhawatiran pasar terhadap permintaan minyak dari Negeri Panda tersebut.

"Tekanan juga datang dari kekhawatiran pasar terhadap peningkatan pasokan minyak dari  Timur Tengah, khususnya setelah krisis geopolitik di kawasan tersebut mereda," kata Albertus.

Sementara itu, Tonny Mariano, analis Harvest International Futures menambahkan, pada akhir pekan lalu, harga minyak mendapatkan tekanan dari perbaikan kondisi ekonomi Amerika AS belakangan ini. Perbaikan kondisi ekonomi tersebut telah memicu spekulasi pasar terhadap percepatan pengurangan stimulus AS oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve, sehingga membuat pergerakan harga minyak cenderung tertekan.

Secara teknikal, Albertus melihat, sepekan ini, harga minyak akan cenderung bergerak mendatar. Pergerakan ini antara lain bisa dibaca dari relatives strength index (RSI) yang cenderung tidak bergerak. Moving average convergence divergence (MACD) berada di posisi netral juga memberi sinyal datar bagi pergerakan harga minyak. Sementara itu, stochastic berada di area jenuh jual menunjukkan harga berpeluang berbalik arah untuk menguat.

Proyeksi Albertus, sepekan ini, harga minyak akan bergerak di kisaran US$ 95,20-US$ 99 per barel. Prediksi Tonny, harga minyak di level US$ 95,70-US$ 99,00 per barel .     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×