Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak acuan Brent melompat 3% pada perdagangan kemarin, mendekati level tertinggi dalam empat tahun terakhir ke atas US$ 80 per barel. Hari ini, Selasa (25/9), harga minyak masih melanjutkan kenaikannya.
Pasar minyak mentah dunia semakin panas dibayangi dampak sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran yang akan dijatuhkan November mendatang. Di sisi lain, OPEC dan produsen minyak negara aliansinya enggan menaikkan produksi untuk menutup kekurangan dari Iran, seperti permintaan AS.
Harga minyak acuan Brent pada pagi ini melanjutkan kenaikan 0,2% menjadi sekitar US$ 81,39 per barel. Angka ini tidak jauh dari level tertinggi pada November 2014 di US$ 81,48 per barel.
Sedangkan minyak mentah AS jenis West Texas Intermediate (WTI) di posisi US$ 72,22 per barel, naik 0,2% dari penutupan kemarin.
AS yang akan menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak Iran ini akan menekan negara-negara dan korporasi di dunia yang berhubungan dengan Tehran, sehingga mengurangi pasokan global. Predisi pasar, pasar minyak akan kehilangan pasokan 1 juta - 1,2 juta barel per hari setelah sanksi ini.
"Ini memperlihatkan, sanksi AS kepada ekspor minyak Iran akan lebih dalam ketimbang yang diperkirakan sebelumnya," kata Peter Kiernan, Analis Energy di Economist Intelligence Unit, Singapura, dikutip Reuters.
Ashley Kelty, analis riset minyak dan gas di perusahaan finansial Cantor Fitzgerald memprediksi, harga minyak akan terus menanjak dalam waktu beberapa pekan ke depan.
"Kita bisa melihat tren harga minyak lebih tinggi, mungkin ke US$ 90 per barel. Tapi, tidak dalam waktu dekat mencapai US$ 100 per barel," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News