kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Harga minyak bisa tertekan pekan ini


Rabu, 13 Maret 2013 / 07:19 WIB
Harga minyak bisa tertekan pekan ini
ILUSTRASI. Petugas keamanan berjaga di depan beberpa logo perusahaan asuransi jiwa di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakara./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/24/09/2021.


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak mentah menguat tipis di awal pekan. Pelaku pasar melakukan antisipasi menjelang rilis data cadangan minyak mingguan Amerika Serikat (AS) yang akan diumumkan, Rabu ini (13/3).

Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2013 di Bursa Nymex, Selasa (12/3) pukul 18.45 WIB, naik tipis 0,03% menjadi US$ 92,09 per barel dibandingkan harga sehari sebelumnya. Dalam sepekan harga minyak telah naik sebesar 1,40%.

Survei Bloomberg menyebut, cadangan minyak mingguan AS akan meningkat sebesar 2,25 juta barel menjadi 383,60 juta barel pada pekan lalu. Ini merupakan level tertinggi mingguan dalam delapan bulan terakhir.  

Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures bilang, jika benar data cadangan minyak di AS naik, harga minyak akan tertekan. Data ekonomi China di akhir pekan lalu yang mengecewakan, juga menjadi salah satu sentimen yang akan menekan harga minyak di minggu ini.

Sekadar informasi, produksi sektor industri China di Januari dan Februari meningkat menjadi 9,9%. Ini di bawah perkiraan para ekonom yang bisa mencapai 10,4%.

Selain itu, produksi minyak dari Arab Saudi juga meningkat sebesar 100.000 barel menjadi 9,15 juta barel per hari di Februari. Ini mengindikasikan permintaan global belum sepenuhnya pulih.

Tunggu momentum

Ariana Nur Akbar, analis senior Monex Investindo Futures menambahkan, tekanan terhadap harga minyak masih akan berlanjut. Sebab, rilis data ekonomi di AS yang positif justru menyebabkan dollar AS menguat dan akhirnya menekan harga komoditas, termasuk minyak.

Pergerakan harga minyak bisa menemukan momentum kenaikan pada rapat The Fed pada 20 Maret. Rapat ini rencananya akan membahas kelanjutan program stimulus. "Spekulasi stimulus akan dihentikan akibat beberapa indikator ekonomi sudah menunjukkan tanda pemulihan, akan semakin menekan harga minyak,” kata Ariana.

Secara teknikal, Nizar melihat sinyal bearish pada harga minyak. Pada indikator moving average (MA), harga berada di bawah MA 50 dan MA 100, mengindikasikan masih ada ruang penurunan. Moving average convergence divergence (MACD) pun bergerak flat cenderung negatif.

Prediksi Nizar, harga minyak dalam sepekan akan di kisaran US$ 90,00 – US$ 93,00 per barel. Proyeksi Ariana, harga minyak di rentang S$ 89,88 – US$ 93,76 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×