kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Harga minyak berkonsolidasi di rentang sempit


Selasa, 16 April 2019 / 07:47 WIB
Harga minyak berkonsolidasi di rentang sempit


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak terkonsolidasi setelah kemarin turun dari kenaikan dua pekan berturut-turut. Selasa (16/4) pukul 7.33 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 63,53 per barel, naik 0,20% jika dibandingkan dengan harga kemarin pada US$ 63,40 per barel.

Harga minyak brent untuk pengiriman Juni 2019 di ICE Futures berada di US$ 71,25 per barel, naik 0,10% dari posisi hari sebelumnya pada US$ 71,18 per barel.

Sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap dua produsen minyak anggota OPEC, yakni Iran dan Venezuela yang masih berlangsung hingga saat ini berpotensi mengurangi pasokan minyak global. Pasokan yang terbatas ini ditambah dengan konflik Libya yang juga makin menekan produksi minyak.

Akhir pekan lalu, menteri keuangan Rusia mengatakan bahwa OPEC+ bisa saja memutuskan untuk menambah produksi pada pertemuan Juni mendatang. Pernyataan inilah yang menyebabkan harga minyak kemarin sempat terkoreksi tajam.

"Perdagangan minyak pada hari Senin menunjukkan bahwa kenaikan pasar mulai mereda, tanpa mencapai harga tertinggi," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates dalam catatan yang dikutip Reuters.

Meski pernyataan Rusia masuk akal pada saat ini, Arab Saudi mungkin masih berat untuk berbalik arah dari pemangkasan yang selama ini menjaga harga minyak.

"Harga minyak akan bergerak di rentang sempit sekitar US$ 70 untuk saat ini," kata Virendra Chauhan, analis Energy Aspects di Singapura. Dia beralasan, masih ada ketidakjelasan volume produksi dari OPEC maupun Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×