kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak bergerak positif, setelah Gedung Putih minta OPEC meningkatkan produksi


Kamis, 12 Agustus 2021 / 05:59 WIB
Harga minyak bergerak positif, setelah Gedung Putih minta OPEC meningkatkan produksi
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah membalikkan kerugian, diperdagangkan di zona hijau pada hari Rabu (11/8). Setelah Gedung Putih meminta OPEC dan sekutunya untuk meningkatkan produksi minyak guna mendukung pemulihan global dari pandemi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) menetap naik 1,36% pada US$69,25 per barel. Di awal sesi, harga kontrak minyak mentah tersebut turun lebih dari 2% dan diperdagangkan serendah US$66,67 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 1,15% menjadi US$71,44 per barel.

Harga minyak mentah bergerak lebih rendah pada Rabu pagi setelah CNBC melaporkan bahwa Gedung Putih mengatakan bahwa OPEC+ perlu meningkatkan produksi.

"Pasar energi yang kompetitif akan memastikan pasokan energi yang andal dan stabil, dan OPEC+ harus berbuat lebih banyak untuk mendukung pemulihan," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan yang diperoleh CNBC.

OPEC+ setuju pada bulan Juli untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari, tetapi itu akan membuat produksi jauh di bawah tingkat pra-pandemi.

Baca Juga: Demi Meredam Kenaikan Harga Bensin, AS Minta OPEC+ Kembali Mengerek Produksi Minyak

OPEC+ memangkas produksi sebesar 10 juta barel per hari di pertengahan tahun 2020. Produsen AS juga mengurangi produksi karena permintaan turun tajam.

Gedung Putih mengatakan kesepakatan pada Juli "tidak cukup."

Dalam beberapa bulan terakhir, harga gas konsumen telah naik di AS karena ekonomi telah dibuka kembali. Pemerintahan Biden juga meminta Komisi Perdagangan Federal untuk memantau pasar domestik untuk potensi aktivitas ilegal yang dapat menambah kenaikan harga.

Rata-rata nasional untuk satu galon gas mencapai US$ 3,186 pada hari Selasa, menurut AAA, naik lebih dari US$ 1 pada tahun lalu.

Baca Juga: Wall Street: Perlambatan pertumbuhan inflasi bawa Dow Jones dan S&P 500 tembus rekor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×