Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat turun ke level terendah dalam tiga tahun terakhir, harga minyak kembali merangkak naik sebelum akhir pekan. Produksi minyak mentah Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS) belum sepenuhnya normal setelah Badai Francine.
Jumat (13/9), harga minyak WTI ditutup pada US$ 68,65 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI berjangka kontrak Oktober 2024 ini menguat 1,45% dari posisi US$ 67,67 per barel.
Harga minyak mentah Brent kontrak November 2024 menguat 0,77% sepekan ke US$ 71,61 per barel hingga Jumat (13/9).
Karena produksi dan aktivitas penyulingan minyak mentah Teluk Meksiko AS kembali meningkat, investor telah memilih untuk melepas kontrak minyak menjelang akhir pekan, kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
"Anda bisa kembali pada hari Senin dan semuanya baik-baik saja - kilang minyak beroperasi pada 100%, semua orang kembali ke anjungan, minyak kembali dan bensin keluar dari kilang minyak - dan pasar berpotensi mengalami penurunan secara eksponensial," kata Yawger seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Produksi Minyak dan Gas Teluk Meksiko AS Masih Terganggu Akibat Badai
Data resmi menunjukkan bahwa, hingga Kamis, badai hampir menghentikan 42% produksi minyak di wilayah yang menyumbang sekitar 15% dari produksi AS.
Hampir 30% produksi minyak mentah Teluk Meksiko AS dan 41% produksi gas alamnya tetap berhenti pada hari Sabtu setelah Badai Francine.
Sebuah survei terhadap produsen energi menunjukkan lebih dari 522.000 barel produksi minyak dan 755 juta kaki kubik gas alam tetap berhenti pada hari Sabtu, menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan atau Bureau of Safety and Environmental Enforcement (BSSE).
Kerugian produksi lepas pantai kumulatif minggu ini akibat Badai Francine mencapai 1,82 juta barel minyak mentah dan 4,12 miliar kaki kubik gas alam, menurut estimasi BSEE.
Ada 52 anjungan minyak dan gas yang tidak berawak oleh pekerja energi pada hari Sabtu, sekitar 14% dari total, turun dari 171 anjungan lepas pantai yang dievakuasi pada puncaknya di awal minggu, kata regulator lepas pantai.
Baca Juga: 10 Penyebab Sudan Selatan Jadi Negara Termiskin di Dunia
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) pekan ini menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak. Pemangkasan prediksi ini dilakukan dengan alasan kesulitan ekonomi di China , importir minyak terbesar di dunia.
Persediaan minyak AS juga meningkat secara keseluruhan minggu lalu karena impor minyak mentah meningkat dan ekspor menurun. Sementara permintaan bahan bakar melemah.
Investor kini menanti pertemuan kebijakan Federal Reserve AS selama dua hari minggu depan. Secara luas diperkirakan akan terjadi pemangkasan suku bunga pada hari Rabu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News