Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren harga minyak terpantau anjlok dalam jangka pendek setelah berbagai sentimen dari Amerika Serikat (AS) yang cukup agresif pada pekan ini.
Jumat (3/5) pukul 18.40 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 61,88 per barel, naik 0,10%. Namun harga komoditas energi ini terkoreksi 2,24% dibanding saat tutup pasar akhir pekan lalu di level US$ 63,30 per barel.
Analis PT Pruton Mega Berjangka, Cahyo Dewanto mengatakan harga minyak semakin melorot karena membengkaknya persediaan minyak mentah AS dan produksi minyak Arab Saudi yang diperkirakan akan naik untuk mengimbangi kekhawatiran sanksi minyak Iran.
AS semakin menegaskan kepada seluruh negara importir untuk melepas ekspor minyak dari Iran pada awal bulan ini.
Kemarin, Energy Information Administration (EIA) melaporkan bahwa produksi minyak mentah AS mencapai rekor 12,3 juta barel per hari pada pekan lalu, naik sekitar 2 juta barel per hari dari setahun yang lalu. Ini merupakan pertumbuhan tertinggi sejak 2017.
Di sisi lain, ekspor minyak mentah AS menembus 3 juta barel per hari untuk pertama kalinya di tahun ini. Katanya ini menunjukkan kekuatan AS seiring dengan menguatnya ekonomi negeri Paman Sam.
Sementara, penurunan data Caixin Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur China menunjukkan manufaktur China turun dari level 50,8 ke level 50,2. “Sehingga China sebagai importir minyak diproyeksi daya beli terhadap komoditas ini akan sedikit melamban,” kata Cahyo, Jumat (3/5).
Ke depan Cahyo bilang rilis data Baker Hughes tentang jumlah dan aktifitas rig sumur pengeboran AS akan menjadi katalis pergerakan harga minyak. Bila naik, maka harga minyak kembali melanjutkan koreksi.
Cahyo mengamati secara teknikal indikator moving average (MA)50, MA100, dan MA200 mengindikasikan sell. Begitu pula dengan relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence (MACD) yang berada di bawah garis indikator. Sementara, stochastic mengindikasikan buy.
Untuk itu Cahyo merekomendasikan sell dalam jangka pendek dengan prediksi harga pada Senin (6/4) akan berada di rentang US$ 61,20-US$ 61,50 per barel. Selanjutnya dalam sepekan berada di kisaran harga US$ 60,00-US$ 62,00 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News