Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali merosot pada Senin (20/4), dengan kontrak berjangka minyak mentah WTI mencapai level terendah sejak 1999. Harga minyak tertekan lantaran ada kekhawatiran bahwa penyimpanan minyak mentah Amerika Serikat (AS) akan segera penuh.
Harga minyak Brent terpangkas US$ 1,12 atau turun 4% ke level $ 26,96 per barel pada 1008 GMT. Sedangkan, harga minyak WTI untuk kontrak pengiriman bulan Mei 2020 turun US$ 4,79, atau 26,2% ke level terendah sejak Maret 1999 sebesar US$ 13,48 per barel.
Baca Juga: Harga minyak anjlok, saham-saham migas berguguran
Menyusutnya harga minyak ini tentu berdampak terhadap emiten yang bergerak di bidang minyak dan gas, tak terkecuali PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk Herwin Hidayat mengatakan, fluktuasi harga minyak bakal berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan ini.
ENGR sejauh ini bergerak di bidang perdagangan, jasa dan pertambangan, serta jasa manajemen di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Untungnya, Herwin bilang, lebih dari 90% produksi dan cadangan ENRG adalah dalam bentuk gas.
“Gas memiliki harga jual yang lebih stabil dan memiliki periode kontrak yang lebih panjang dibanding minyak yang harganya lebih berfluktuasi. Ini merupakan mitigasi yang cukup baik untuk perusahaan kami,” paparnya kepada Kontan.co.id, Senin (20/4).
Sekarang, perusahaan yang merupakan bagian Grup Bakrie ini tengah fokus untuk mengembangkan blok-blok migas yang sudah dimiliki. Misalnya, pengembangkan Blok gas Bentu, Riau, kemudian Blok minyak Malacca Strait, Riau, dan Blok gas Kangean, Jawa Timur.
Baca Juga: Harga minyak mencapai level terendah sejak 1999
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News