kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Harga Komoditas Masih Terbatas pada Akhir Tahun, Simak Sentimen Pemicunya


Minggu, 18 Agustus 2024 / 22:05 WIB
Harga Komoditas Masih Terbatas pada Akhir Tahun, Simak Sentimen Pemicunya
ILUSTRASI. Harga komoditas batubara sempat mengalami koreksi pada Minggu (18/8). KONTAN/Muradi


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas batubara sempat mengalami koreksi pada Minggu (18/8), sejumlah analis pun menilai harga komoditas ini masih terbatas sampai akhir tahun. 

Melansir Trading Economics, Minggu (18/8) pukul 18.38 WIB, harga komoditas batubara turun 2,17 dalam sehari ke level US$ 146,75 per ton. Sementara dalam sepekan naik 0,51% dan sebulan naik 4,75%.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong mencermati bahwa koreksi harga batubara dipicu oleh penguatan dolar AS dan menurunnya prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed, menyusul data ekonomi yang lebih kuat terkait penjualan ritel dan klaim pengangguran. 

Namun demikian menurut Lukman harga batubara masih cukup bullish oleh kuatnya permintaan dari China serta kekhawatiran dampak La Lina pada produksi di Australia. 

Baca Juga: IHSG Berpeluang Melemah Terbatas Senin (18/8), Cek Saham Rekomendasi Analis

"Iklim global juga sangat berperan, seberapa besar dampak La Lina, apakah akan menyebabkan banjir besar dan menutup sebagian besar tambang di Australia seperti yg terjadi beberapa tahun yang lalu, juga apakah musim dingin diakhir tahun akan lebih dingin atau tidak," kata Lukman kepada KONTAN, Jumat (16/8). 

Berdasarkan analisa ini menurut Lukman harga batubara akan berat untuk melewati US$150. Ia pun memprediksi harga batubara idealnya akan berada di level US$130-140 pada akhir tahun.

Pengamat Komoditas dan Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono menuturkan bahwa koreksi yang terjadi pada batubara masih dalam tahap wajar dan masih konsolidasi. 

Wahyu menjelaskan secara fundamental penurunan harganya didorong oleh aktivitas ekonomi yang melambat dan harga gas yang lebih rendah, serta secara bertahap meningkatnya penetrasi listrik terbarukan. Sehingga berdampak terhadap permintaan batu bara di sektor listrik.

Namun terlepas dari adanya kebijakan green energy, Wahyu menganalisa dalam jangka panjang batubara masih sangat potensial. 

Baca Juga: Harga Pangan Hari Ini (17/8): Beras, Bawang, Cabai dan Daging Turun, Jagung Naik

Hal ini karena China akan membangun sistem produksi batu bara cadangan pada 2027 untuk menstabilkan harga dan mengamankan pasokan batubara. Di sisi lain Tiongkok adalah konsumen dan produsen batu bara teratas di dunia yang pada tahun lalu menghasilkan rekor 4,5 miliar metrik ton.

"Memang, pelemahan bisa potensial pada 2025 karena pembangkit listrik terbarukan memenuhi permintaan listrik yang meningkat. Risiko utama untuk pandangan ini termasuk pertumbuhan yang lebih kuat dari yang diharapkan dalam output daya China dan kekurangan tenaga air," kata Wahyu kepada KONTAN, Jumat (16/8). 

Namun dengan adanya sentimen dari kebijakan cut production Saudi dan OPEC+, maka harga energi bisa ikut bertahan dari pelemahan tajam. 

Dengan analisa ini Wahyu melihat harga batu bara ada kecenderungan rebound konsolidatif. Adapun untuk harga wajarnya Wahyu memprediksi ada di kisaran US$ 130 sampai US$ 150. Sementara untuk akhir tahun ia memproyeksi harga batubara ada di level US$ 145 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×