Reporter: Sandy Baskoro, Harry Febrian | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Seperti di jalan bebas hambatan, harga saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) melaju kencang. Sejak awal tahun hingga Rabu (27/6), harga saham JSMR sudah melesat 27,38%. Realisasi ini menempati JSMR ke lingkaran lima besar saham LQ45 yang memberikan return tertinggi.
Kinerja hebat saham JSMR tak terlepas dari kuatnya fundamental bisnis emiten serta ditopang kondisi makro yang terus membaik. Kebutuhan transportasi jalan bebas hambatan terus meningkat di berbagai daerah. Tak heran apabila proyek infrastruktur jalan tol terus dipacu.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Adrianus Bias Prasuryo, menyebutkan JSMR tergolong emiten yang memiliki earning visibility kuat. Ini ditopang kepastian penyesuaian tarif tol tiap dua tahun sekali. "JSMR juga mampu memperlihatkan volume trafik yang cukup kuat," kata Adrianus. Dalam 15 tahun terakhir, hanya dua kali volume trafik JSMR menurun, yaitu pada saat krisis 1998 dan pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 87,5% pada 2005 silam.
Kelebihan lain JSMR adalah tidak tergantung dengan kondisi Eropa yang tengah berupaya keluar dari krisis utang. Adrianus menyebutkan, dengan 98% total pendapatan dan pengeluaran berorientasi domestik, adalah salah satu keunggulan JSMR. Misalnya, sensitivitas kinerja JSMR terhadap volatilitas nilai tukar rupiah yang sangat kecil. Potensi forex loss atau gain sangat minim karena mayoritas utang dan aset berdenominasi rupiah. "Asumsi kami, perubahan 10% terhadap rupiah hanya berpengaruh 0,01% terhadap pendapatan mereka," prediksi Adrianus.
Ekspansi JSMR
Dengan kepastian kenaikan tarif tol, volume trafik dan daya tahan terhadap masalah eksternal, pamor JSMR semakin meningkat dengan adanya sederet ekspansi.
Analis Mandiri Sekuritas, Maria Renata, dalam risetnya mencatat, JSMR lewat anak usahanya PT Margabumi Andhikarya, telah mengamankan pinjaman sindikasi empat bank pemerintah senilai Rp 817 miliar dengan tenor 15 tahun. Pinjaman ini dipakai untuk mengerjakan proyek ruas tol Gempol-Pandaan sepanjang 13,6 kilometer.
Konstruksi proyek tol tersebut akan dimulai pada Agustus dan rampung dalam tempo 15 bulan. "Ruas Gempol-Pandaan proyek adalah salah satu proyek yang menguntungkan karena akan terhubung ke tol JSMR lainnya, yakni ruas Surabaya-Gempol," kata Maria. Ruas Surabaya-Gempol yang sepanjang 49 km ini memiliki trafik 185.000 kendaraan per hari pada 2011.
Adrianus memproyeksikan JSMR tahun ini meraup total pendapatan Rp 5,57 triliun, naik 14,60% daripada pendapatan 2011. Laba bersihnya diperkirakan naik 15,75% menjadi Rp 1,69 triliun.
Analis Kim Eng Securities, Pandu Anugrah, menghitung pendapatan JSMR bisa mencapai Rp 5,72 triliun dengan laba bersih Rp 1,66 triliun.
Tiga analis merekomendasikan beli JSMR. Adrianus memasang target Rp 6.250 per saham, mencerminkan price to earning ratio (PER) 2012 sebesar 20,8 kali. Pandu menargetkan Rp 6.500 per saham, merefleksikan PER sebesar 22 kali. Maria memasang target Rp 5.700 per saham dengan PER 19,8 kali. Harga JSMR kemarin turun 0,93% ke Rp 5.350 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News