Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Impack Pratama Industri segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan ini menawarkan harga antara Rp 3.200 hingga Rp 3.900 per saham. Berdasarkan prospektus awal, saham yang akan dilepas 40%, terdiri dari 10% saham baru dan 30% saham divestasi.
Perusahaan ini juga sudah mendapatkan izin efektif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (8/12). Fery Budiman Tanja, Direktur Utama Ciptadana Securities, yang menjadi penjamin emisi IPO mengatakan, harga IPO ditetapkan di batas atas Rp 3.800 per saham.
Namun, jumlah saham yang dilepas kemungkinan tidak mencapai 40%. "Karena itu kan jumlah sebanyak-banyaknya. Jadi memang bisa kurang," ujar dia, kepada KONTAN, Senin (8/12). Jika melepas 40% saham atau 193,35 juta saham, pencapaian dana IPO bisa sebesar Rp 734,7 miliar.
Sebelumnya, Impack merencanakan jumlah saham baru yang dilepas 10% atau 48,35 juta saham dan sisanya hasil divestasi induk. Sehingga dana yang akan masuk kantong Impack Pratama hanya Rp 183,73 miliar. Pemegang saham Impack, yaitu PT Harimas Tunggal Perkasa, PT Tunggal Jaya Investama dan Haryanto Tjiptodiharjo.
Sebesar 36% dari dana IPO untuk pembayaran sebagian pembelian tanah. Sebesar 24% untuk entitas anak dan 40% ke modal kerja.
Impack Pratama merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi produk plastik, perdagangan plastik untuk kebutuhan konsumen dan real estat.
Perusahaan ini berlokasi di Cikarang, Karawang dan Long Thank District (Vietnam). Impack memproduksi bahan bangunan berbahan dasar plastik dan barang plastik lain berupa polycarbonate untuk keperluan atap atau kanopi untuk perumahan, perkantoran, mal, dan industri.
Pieter Djatmiko, Analis Reliance Securities, melihat kondisi fundamental Impack relatif baik. Ia memprediksikan, pendapatan Impack Pratama akan terus bertumbuh secara year on year. Impack memprediksikan, pendapatan akan bertumbuh 10%-15% yoy di tahun depan.
Tahun lalu, calon emiten ini membukukan pendapatan Rp 1,24 triliun dengan laba bersih Rp 185,6 miliar. "Kami memberikan rekomendasi netral saham ini," ujar Pieter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News