Reporter: Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Harga gas alam berjangka mencapai rekor tertinggi pada tahun 2013 ini setelah data Amerika Serikat (AS) menunjukkan persediaan gas alam jatuh lebih dalam daripada ekpektasi pasar.
Kemarin, di New York Merchantile Exchange (NYMEX), harga gas alam berjangka untuk pengiriman April 2013 mencapai US$ 3,919 per juta kaki kubik (mmbtu), naik 1,21% jika dibandingkan dengan akhir pekan lalu. Dalam sepekan, harga gas alam terkerek 7,4%.
Harga gas alam ini mencapai titik tertinggi sejak November 2012. Harga komoditas ini masih mendaki di tengah potensi penurunan harga komoditas lain karena kekhawatiran pemberian dana talangan Siprus.
Dalam laporan mingguan, Badan Administrasi Energi AS menyatakan, cadangan gas alam di AS per 8 Maret 2013 turun sampai dengan 145 miliar kaki kubik. Penurunan tersebut melampaui ekpektasi penurunan awal sebanyak 134 miliar kaki kubik.
Dengan penurunan cadangan itu, sampai pekan lalu, jumlah simpanan gas alam mencapai 1,94 triliun kaki kubik. "Penurunan itu mendorong harga gas alam," kata Ibrahim, analis Harvest International Futures.
Pendorong harga gas alam lainnya, kata Ibrahim, juga berasal dari rilis data ekonomi AS yang menunjukkan bahwa indeks harga konsumen bulan Februari naik 0,7%. Laporan tersebut kemungkinan besar akan membuat bank sentral AS melanjutkan program quantitative easing.
Ia memperkirakan, tren kenaikan harga gas alam masih berlanjut hingga minggu depan. Secara teknikal, tren kenaikan tersebut bisa dilihat dari stochastic 80% yang berada di area positif. Pekan ini, Ibrahim menebak, harga gas alam akan bergerak di US$ 3,675- US$ 4,075 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News