kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga gas alam tersengat krisis Ukraina


Selasa, 06 Mei 2014 / 14:15 WIB
Harga gas alam tersengat krisis Ukraina
ILUSTRASI. Kapal kargo curah MV Amanah Morowali di perairan Laut Jawa, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (19/10). (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)


Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Harga gas alam naik selama 3 hari terakhir. Kenaikan harga terjadi karena memanasnya kembali konflik geopolitik di Ukraina. Maklum, Rusia adalah salah satu negara eksportir gas alam terbesar di dunia.

Data Bloomberg, Selasa (6/5) pukul 14.00 WIB, menunjukkan, harga gas alam di bursa New York Mercantile Exchange tercatat di harga US$ 4,710 per million metric british thermal unit (mmbtu) atau naik 0,46% dari hari sebelumnya. Dibandingkan dengan akhir tahun lalu harga gas alam telah terapresiasi 14,48%.

Ibrahim, analis PT Equilibrium Komoditi Berjangka menilai harga gas alam sepekan terakhir konsolidasi. Ibrahim bilang, seharusnya harga gas alam melemah karena cuaca dingin di sebagian Amerika Serikat telah selesai, kini AS mengalami musim semi sehingga permintaan gas alam menurun.

Tetapi, hari Sabtu (3/5) lalu,  krisis geopolitik yang terjadi di Ukraina-Rusia memanas, sehingga jalur ekspor gas terhambat, sehingga persediaan gas alam menyusut.  "Bahwa diketahui kini Administrasi Informasi Energi AS mencatat persediaan gas alam 82 miliar kaki kubik di bulan April , jauh di atas proyeksi para analis sebesar 75 miliar kaki kubik," katanya pada KONTAN (5/5).

Secara teknikal seharusnya harga gas alam melemah, tetapi memanasnya geopolitik menopang harga kembali menguat. Kedepannya, Ibrahim memprediksi harga gas alam akan bergerak stabil di level US$ 4,60 mmbtu.

Secara teknikal, lanjut Ibrahim, kestabilan harga harga gas alam tercermin dari pergerakan beberapa indikator. Bollinger band hampir menyentuh 65% di atas bollinger tengah. Hal serupa juga ditunjukkan oleh moving average yang bergerak wait and see. Indikator lainnya yang mendukung penguatan harga gas alam adalah stochastic yang berada di area positif di level 80%.

Sedangkan, moving average convergence divergence (MACD) dan relative strength index (RSI) berada di area wait and see. Ini menandakan bahwa harga seharusnya turun tetapi dengan adanya krisis geopolitik harga berbalik arah.

Minggu ini, Ibrahim menduga, harga gas alam berpeluang menguat terbatas di kisaran US$ 4,589-US$ 4,753 per mmbtu. Namun, harga gas alam dalam jangka panjang ada di kisaran US$ 4,519-US$ 4,780 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×