kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,00   6,36   0.69%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga gas alam masih tunjukkan tren volatilitas hingga tahun depan


Rabu, 28 Oktober 2020 / 17:52 WIB
Harga gas alam masih tunjukkan tren volatilitas hingga tahun depan
ILUSTRASI. Fasilitas gas di anjungan leps pantai Pertamina


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jadi komoditas dengan pergerakan paling lambat dan buruk di antara komoditas energi lainnya, harga gas alam diperkirakan masih akan cukup volatile hingga tahun depan.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengungkapkan, sepanjang semester I-2020 pergerakan harga gas alam cenderung tertekan. Hal ini dikarenakan faktor kelebihan pasokan, permintaan yang tertekan dan harga yang cenderung lesu.

"Potensi rebound memang sangat jelas, sehingga pergerakan harga di semester II-2020 untuk mengkonfirmasi seberapa besar potensi rebound dan tantangan ke depan," jelas Wahyu kepada Kontan, Rabu (28/10).

Wahyu menekankan bahwa basic-nya gas alam termasuk komoditas dengan pergerakan harga terburuk, termasuk di antara komoditas sektor energi lainnya. Apalagi, jika disandingkan dengan pergerakan harga minyak, maka gas alam sangat jelas mengalami pelambatan rebound.

Baca Juga: Kontrak LNG konsorsium Jepang berakhir, SKK Migas pastikan serapan tahun depan aman

Untuk itu, yang terjadi saat ini adalah harga gas alam baru menyusul rebound harga komoditas dan sektor energi yang dipimpin oleh harga minyak sejak Maret 2020 lalu. Gambarannya, Wahyu menjelaskan harga minyak rebound di April sedangkan gas alam baru naik di Juni 2020.

"Logikanya, kalau harga minyak naik signifikan, maka LNG bisa naik sedikit. Prospek LNG yang lebih baik didukung fundamental yang menunjukkan ancaman kelebihan pasokan berkurang, ditambah antisipasi musim dingin akhir tahun," jelasnya.

Selain itu, Wahyu menjelaskan bahwa pergerakan harga LNG bisa bergerak sangat dramatis dalam suatu waktu, sebelum akhirnya kembali normal dan konsolidasi. Secara history minggua, harga gas alam sempat volatile lebih dari 60%.

Akhir tahun ini, Wahyu memprediksi harga bakal bergerak di rentang US$ 2 mmbtu hingga US$ 3,5 mmbtu. Namun, untuk November dan Desember diprediksi bakal ada lonjakan drastis harga gas alam, khususnya saat tren rebound energi dan dorongan spekulatif.

Baca Juga: Produksi LNG hingga September 2020 capai 155,5 kargo

"Sehingga, harga gas alam bisa melonjak ke US$ 4 mmbtu hingga US$  5 mmbtu," ungkap Wahyu.

Sedangkan untuk prospek 2021 pergerakan harga bakal lebih mudah ditebak, dimana saat harga mendekati US$ 2 mmbtu untuk buy on weakness.

Namun, saat harga di atas US$ 4 mmbtu maka jadi peluang untuk melakukan sell on strength. Mengutip Bloomberg, harga gas alam pada perdagangan Rabu berada di level US$ 3 mmbtu, atau naik sebanyak % secara year to date (ytd).

"Isu pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) jadi isu krusial bagi kebijakan energi ke depan, dan sangat menentukan arah gas alam. Jadi bisa volatilitas akhir tahun hingga awal 2021," tandasnya.

Selanjutnya: Sri Mulyani: Realisasi PNBP tertekan penurunan harga serta volume migas dan batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×