Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melemah tipis setelah menembus level US$ 1.800 per ons troi hingga penutupan perdagangan Selasa (1/1). Eskalasi tensi geopolitik Eropa Timur menjadi salah satu penggerak harga emas pada perdagangan kemarin.
Rabu (2/2) pukul 7.10 WIB, harga emas spot turun tipis ke US$ 1.800,96 per ons troi setelah kemarin naik 0,22% ke US$ 1.801,19 per ons troi. Harga emas kontrak April 2022 di Commodity Exchange pagi ini berada di US$ 1.801 per ons troi setelah kemarin menguat 0,28% ke US$ 1.801,50 per ons troi.
David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures mengatakan, Federal Reserve terdengar jauh lebih dovish pada hari Senin daripada pekan lalu dan sebagai hasilnya, dolar AS melemah dan harga aset reli karena pembicaraan The Fed.
Baca Juga: Cek Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini di Pegadaian, Rabu, 2 Februari 2022
The Fed mengungkapkan akan menaikkan suku bunga pada bulan Maret tetapi berbicara dengan hati-hati pada hari Senin tentang apa yang mungkin terjadi dalam menghadapi prospek inflasi yang tidak pasti dan pandemi yang sedang berlangsung.
Indeks dolar turun dari puncak tertinggi beberapa bulan terakhir. Pelemahan dolar AS mendukung permintaan untuk emas batangan.
Ketegangan Rusia-Ukraina terus mendorong permintaan safe haven emas. Ukraina pada hari Selasa mengumumkan rencana untuk meningkatkan angkatan bersenjata ketika para pemimpin Eropa mendukung negara ini dalam perselisihan dengan Rusia.
Baca Juga: Kinerja Instrumen Investasi di Januari 2022 Melambat, Tapi Pasar Saham Paling Unggul
Mencerminkan selera investor, kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus pada hari Senin.
Investor sekarang mencari data penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis akhir pekan ini.
"Pekerjaan yang lemah yang kami harapkan tidak mungkin mempengaruhi The Fed dari nada hawkish yang tegas. Sebaliknya, kami berharap bank sentral melihat kelemahan baru-baru ini karena terkait dengan kejatuhan Omicron," tulis TD Securities dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Tiga Indeks Utama Wall Street Menguat pada Selasa (1/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News