Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menguat pada hari Jumat meskipun ada tekanan dari penguatan dolar AS dan imbal hasil obligasi US Treasury. Penguatan harga emas disokong oleh penilaian investor bahwa keputusan bank sentral utama untuk mempertahankan suku bunga sebagai sinyal akan segera terjadinya tekanan ekonomi global.
Jumat (22/9) pukul 14.11 WIB, harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi US$ 1.925,40 per os troi setelah membukukan penurunan harian terbesar sejak 5 September pada hari Kamis. Harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi U$ 1.946,90 per ons troi.
Bank-bank sentral di negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia telah memberi isyarat bahwa mereka akan mempertahankan suku bunga setinggi yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi. Alhasil, puncak pengetatan moneter global akan berada di puncak pada periode yang lebih lama.
“Pasar mengamati bank sentral dan mengatakan kenaikan suku bunga tidak berhenti karena inflasi turun, kenaikan suku bunga berhenti karena Anda khawatir pertumbuhan global akan terhenti,” kata Ilya Spivak, kepala makro global di Tastylive kepada Reuters.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Jumat 22 September 2023, Cek Daftarnya di Sini
Spivak menambahkan bahwa ada sinyal pertumbuhan global sudah kehabisan tenaga.
Nilai tukar dolar AS berada di dekat level tertingginya dalam enam bulan di tengah prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 16 tahun. Di sisi lain, pasar saham global mencatat minggu terburuknya dalam sebulan terakhir.
Investor biasanya membeli emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi. Tetapi suku bunga yang lebih tinggi cenderung membebani emas batangan yang tidak membayar bunga.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 45% untuk kenaikan suku bunga lagi oleh Federal Reserve AS sebelum tahun depan. CME FedWatch juga memperkirakan peluang sekitar 42% untuk melakukan pelonggaran pada paruh pertama tahun 2024.
Para pedagang juga mencerna keputusan Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk mempertahankan suku bunga ultra-rendah, sambil menunggu data indeks manajer pembelian (PMI) utama dari Inggris, AS, dan zona euro pada hari ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News