Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga emas berhasil menanjak meski tipis. Sikap wait and see pelaku pasar menanti pertemuan European Central Bank (ECB) dimanfaatkan sebagai celah rebound.
Mengutip Bloomberg, Kamis (2/6) pukul 13.05 WIB harga emas kontrak pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange menanjak 0,18% ke level US$ 1.216,70 per ons troi dibanding hari sebelumnya.
Banyak ketidakpastian yang menggelayut pasar saat ini, menyebabkan emas kembali dilirik sebagai aset safe haven. Oleh karena itu harga pun terangkat naik. Pasar kini menanti langkah moneter lanjutan yang akan diambil ECB dan sajian data klaim pengangguran serta tenaga kerja Amerika Serikat yang dirilis oleh ADP.
Pasalnya kedua event penting tersebut akan menentukan prospek ekonomi baik dari Eropa dan Amerika serikat. Memang diprediksi ECB tidak akan melakukan pelonggaran stimulus lagi setelah sebelumnya pada Maret 2016 lalu sudah menambah jumlah stimulus menjadi € 80 miliar.
Antisipasi ini juga mendukung kenaikan kepemilikan aset emas di Exchange Traded Funds (ETF) per Rabu (1/6) yang bertambah 4,3 ton menjadi 1.847,2 ton.
“Ada pertumbuhan ekspektasi di pasar bahwa The Fed siap menaikkan suku bunga paling tidak pada pertemuan FOMC Juli 2016 mendatang,” ujar Vyanne Lai, Ekonom National Australia Bank Ltd.
Kalaupun nantinya data tenaga kerja AS tidak kinclong akibat mogok kerja yang dilakukan pekerja Verizon Communications Inc, itu hanya akan memberikan ruang gerak sementara bagi harga emas. Sebelum pasar kembali fokus menanti pidato Janet Yellen, Gubernur The Fed Senin (6/6) mendatang.
Menurut laporan terbaru Fed's Beige Book, ekonomi AS ekspansi pada fase yang cepat dibanding mayoritas negara dunia lainnya pada pertengahan April 2016 lalu. Hal ini juga didukung oleh laporan Institute for Supply Management (ISM) yang menyamapaikan bahwa sektor manufaktur tumbuh diluar dugaan berkat kenaikan permintaan. Dilaporkan naik dari 50,8 menjadi 51,3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News