Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas diprediksi cenderung tertekan, Selasa (13/2). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan akan rilis malam ini.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menilai, dampak dari inflasi yang meningkat didukung oleh kenaikan suku bunga sebelumnya dari dolar AS. Menurutnya, suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong investor untuk kembali menggunakan dolar AS.
Fischer juga menyoroti potensi pengaruh panjang dari pelemahan harga emas yang mungkin memicu perhatian pasar. Tren penurunan harga emas juga diperkirakan akan berlanjut, menciptakan dampak yang signifikan terhadap pasar emas.
Futures emas diperdagangkan lebih rendah selama sesi AS pada Senin (12/2). Pada Divisi Comex New York Mercantile Exchange, futures emas untuk penyerahan April diperdagangkan pada US$ 2.000 per troi ons, mengalami penurunan sebesar 0,25%.
Instrumen ini mencapai sesi rendah sebelumnya pada level dolar AS per troi ons. Diperkirakan bahwa emas akan mendapat dukungan pada level US$ 2.025,50 dan menghadapi resistensi pada level US$ 2.061,30. Sementara itu, indeks dolar AS berjangka mengalami kenaikan sebesar 0,02% dan diperdagangkan pada level US$ 104,02.
Baca Juga: Harga Emas Spot Flat di US$2.020,28 Jelang Rilis CPI AS, Selasa (13/2)
"Dengan berbagai faktor tersebut, pasar emas hari ini menjadi pusat perhatian dengan potensi penurunan harga yang berdampak signifikan. Investor dan pelaku pasar diharapkan untuk memantau perkembangan situasi ekonomi global dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas dalam jangka pendek maupun panjang," tulisnya dalam riset, Selasa (13/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News