kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga emas dan safe haven lain melambung, ada apa?


Rabu, 04 September 2019 / 08:09 WIB
Harga emas dan safe haven lain melambung, ada apa?
ILUSTRASI. Emas batangan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas berjangka masih melanjutkan kenaikan setelah melonjak pada perdagangan kemarin. Rabu (4/9) pukul 7.48 WIB, harga emas  untuk pengiriman Desember 2019 di Commodity Exchange naik tipis 0,04% ke US$ 1.556,50 per ons troi setelah kemarin melonjak 1,73%.

Sementara harga emas spot pagi ini terkoreksi tipis setelah kemarin mencapai level tertinggi tahun ini. Pagi ini, harga emas spot berada di US$ 1.546,48 per ons troi, turun 0,04% dari hari sebelumnya. Kemarin, harga emas spot melambung 1,16% dalam sehari.

Koreksi harga emas bisa terjadi setelah lonjakan yang terjadi kemarin. Harga emas melambung setelah data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS) menunjukkan kontraksi. Hal ini memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi di tengah ketidakpastian perang dagang AS-China dan Brexit.

Baca Juga: Harga emas hari ini berbalik arah, menguat 0,36%

Akibat penurunan manufaktur, kemarin indeks dolar gagal naik lebih tinggi dan ditutup pada 99. Meski gagal bertahan di angka 99,37 yang merupakan level intraday tertinggi, indeks dolar masih bergerak di level tertinggi sejak Mei 2017. Pagi ini, indeks dolar terkoreksi ke 98,94.

"Dolar juga dilihat sebagai aset safe haven. Meski US Treasury naik, dolar naik, perak naik dan harga emas naik, seluruh aset safe haven naik bersama-sama," kata Phillip Streible, senior commodities strategist RJO Futures. 

Kompaknya kenaikan aset safe haven akibat perlambatan manufaktur ini memicu harapan pemangkasan suku bunga secara global. 

"Data manufaktur yang melemah akan menggarisbawahi pandangan bahwa Federal Reserve perlu lebih agresif memangkas suku bunga," kata Ryan McKay, commodity strategist TD Securities kepada Reuters.

Baca Juga: Perang Dagang Tidak Kunjung Usai, Manufaktur Indonesia Kian Lesu premium

McKay mengatakan, koreksi pasar saham turut menjaga harga emas tetap tinggi. "Ada banyak ketidakpastian global, termasuk Brexit, politik di Italia, protes di Hong Kong, semuanya positif bagi harga emas," kata dia.

Analis BNP Paribas mengatakan, harga emas secara agresif menghitung penurunan suku bunga The Fed. BNP Paris memperkirakan, harga rata-rata emas akan mencapai lebih dari US$ 1.600 didorong oleh siklus pelonggaran moneter The Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×