Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Selama tiga pekan, harga emas batangan tak bergeming. Depresiasi mata uang rupiah mengangkat harga emas batangan yang seharusnya terkoreksi akibat turunnya permintaan dan harga emas spot.
Mengutip www.logammulia.com, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada Rabu (5/8) stagnan di level Rp 547.000. Kondisi tersebut sudah berlangsung beberapa minggu.
Dodi Martimbang, General Manager Logam Mulia Business Unit Antam menilai, ada beberapa faktor yang membuat harga emas batangan malas bergerak. Pertama, harga emas spot yang masih berbalut tren bearish (turun).
Mengutip Bloomberg, Rabu (5/8) pukul 15.45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Commodity Exchange tercatat turun 0,64% ke level US$ 1.083 per ons troi atau menyentuh level terendahnya sejak 2010 lalu. Sepekan, harga emas spot merosot 0,91%. Ketimbang akhir tahun 2014, harga sudah ambruk 8,76%.
Jika harga emas spot naik, harga emas batangan juga terangkat. Sebaliknya, saat harga emas spot terkoreksi, harga emas batangan akan ikut menyusut. Kedua, minimnya permintaan emas batangan dalam negeri yang menyeret logam mulia ini.
“Demand sebulan terakhir turun. Mungkin karena fenomena Lebaran dan liburan anak sekolah,” ungkap Dodi. Sehingga, banyak investor yang mengalokasikan dananya ke jenis kebutuhan lain dan menunda pembelian emas batangan.
Ketiga, depresiasi nilai tukar rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS). Jika mata uang Garuda melemah, harga emas batangan akan bangkit. Kinerja rupiah memang sedang suram akibat penguatan dollar AS. Selain spekulasi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS alias Federal Reserve yang ditopang rilis data perekonomian yang cukup mengkilap.
Walhasil, pergerakan emas batangan pun stagnan akibat tarik menarik antara jajaran sentimen di atas. “Saling mengkompensir,” imbuhnya.
Dodi menilai, prospek emas batangan di pengujung tahun masih cerah. Menurutnya, permintaan emas akan pulih pada akhir tahun 2015. Memang perekonomian dunia diprediksi melambat. Namun, ia menerawang, permintaan dari China dan India sebagai konsumen emas terbesar akan meningkat menyusul fenomena pemberian hadiah saat Tahun Baru.
“Dari catatan kami seperti itu trennya. Saya optimistis harga emas spot juga akan naik di US$ 1.100 per ons troi pada akhir tahun,” katanya.
Apalagi tren depresiasi mata uang rupiah masih akan berlanjut menyusul realisasi kenaikan suku bunga acuan oleh AS pada September 2015 atau Desember 2015.
Oleh karena itu, Dodi menyarankan para investor untuk membeli emas batangan saat ini guna mengais untung di waktu mendatang. Sayangnya, ia enggan memprediksi kisaran harga emas batangan di akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News